2. IBM: Konflik dalam Transformasi Bisnis
IBM menghadapi konflik serius di awal 1990-an tentang apakah harus tetap berfokus pada perangkat keras atau beralih ke layanan teknologi. Konflik tersebut berujung pada transformasi bisnis yang membawa IBM menjadi pemimpin dalam layanan teknologi, menjadikan konflik tersebut sebagai agen perubahan yang menyelamatkan perusahaan.
3. Starbucks: Konflik antara Pertumbuhan dan Kualitas
Konflik internal di Starbucks tentang keseimbangan antara ekspansi cepat dan kualitas produk menghasilkan restrukturisasi yang menekankan pada pengalaman pelanggan dan kualitas. Konflik ini membantu Starbucks tetap relevan di pasar dengan loyalitas pelanggan yang lebih tinggi.
4. Pixar: Konflik Kreatif yang Menghasilkan Film Berkualitas
Konflik kreatif dalam produksi film di Pixar, seperti Toy Story dan Finding Nemo, sering kali melibatkan perdebatan antara tim penulis, sutradara, dan produser. Namun, konflik ini menghasilkan film-film berkualitas tinggi yang disukai penonton dan memenangkan penghargaan. Ini menunjukkan bahwa konflik, terutama dalam proses kreatif, bisa mendorong hasil yang lebih baik.
Peta Konflik: Memahami Dinamika untuk Mendorong Perubahan
Sebelum konflik dapat dimanfaatkan sebagai agen perubahan, organisasi perlu memetakan konflik tersebut. Peta konflik memberikan wawasan tentang pihak-pihak yang terlibat, kepentingan mereka, serta sumber ketegangan. Dengan memahami hal ini, pemimpin dapat merancang strategi manajemen yang tidak hanya menyelesaikan konflik tetapi juga memanfaatkannya untuk memperbaiki atau mengubah sistem.
Pemetaan konflik melibatkan:
Identifikasi pihak yang terlibat dan posisi mereka.
Analisis kepentingan dan tujuan masing-masing pihak.