Beberapa negara telah menyadari pentingnya membangun kecerdasan sosial pada anak sebagai bagian dari sistem pendidikan mereka. Berikut adalah beberapa contoh negara yang menerapkan metode khusus untuk mengembangkan kecerdasan sosial anak:
1. Finlandia
Finlandia terkenal dengan sistem pendidikannya yang inovatif dan mendukung pengembangan keterampilan sosial anak. Di Finlandia, sekolah lebih menekankan pada pembelajaran kolaboratif, kesejahteraan siswa, dan pengembangan kemampuan interpersonal dibandingkan penilaian berbasis ujian. Beberapa metode yang diterapkan untuk membangun kecerdasan sosial anak di Finlandia meliputi:
Pembelajaran Berbasis Proyek: Anak-anak bekerja sama dalam proyek kelompok, yang membantu mereka belajar berkomunikasi, berbagi ide, dan menyelesaikan masalah bersama.
Pendekatan Holistik: Pendidikan di Finlandia tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pada kesejahteraan emosional dan sosial siswa. Guru bertindak sebagai mentor, membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional mereka.
Lingkungan Tanpa Tekanan: Anak-anak didorong untuk berkolaborasi daripada berkompetisi. Ini menciptakan suasana yang mendukung perkembangan empati dan kerja sama.
2. Denmark
Denmark memiliki kurikulum pendidikan yang menempatkan fokus besar pada kebahagiaan dan keterampilan sosial siswa. Negara ini mengajarkan anak-anak bagaimana menjadi warga negara yang peduli dan empatik melalui program pendidikan seperti:
Step by Step: Program pendidikan ini mengajarkan anak-anak di sekolah dasar tentang empati, penyelesaian konflik, dan kerja sama melalui metode pembelajaran berbasis situasi. Anak-anak diajarkan untuk mengenali emosi mereka sendiri dan orang lain, serta bagaimana merespons secara positif dalam situasi sosial.
Fri for Mobberi (Free from Bullying): Sebuah program anti-intimidasi yang dikembangkan oleh Save the Children Denmark dan didukung oleh LEGO Foundation. Program ini tidak hanya mengatasi masalah intimidasi tetapi juga mempromosikan budaya inklusif, toleransi, dan persahabatan sejak dini di sekolah-sekolah Denmark.
3. Jepang