Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Latar Belakang Lahirnya Mitologi Yunani

8 Oktober 2024   14:38 Diperbarui: 8 Oktober 2024   14:39 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski banyak yang percaya sepenuhnya pada mitos, ada juga kelompok masyarakat Yunani, khususnya para filsuf, yang lebih skeptis terhadap kebenaran literal dari cerita-cerita ini. Filsuf seperti Xenophanes dan Plato meragukan keberadaan dewa-dewa sebagaimana digambarkan dalam mitos. Xenophanes, misalnya, mengkritik antropomorfisme dalam mitologi Yunani---cara dewa-dewi diperlakukan seperti manusia dengan kelemahan dan kesalahan yang sama. Plato juga dalam dialognya mengungkapkan pandangan bahwa mitos-mitos sering kali terlalu fantastis dan tidak harus dipercaya secara harfiah, meskipun dia mengakui bahwa mereka bisa mengandung kebenaran filosofis yang lebih dalam.

Biagi sebagian masyarakat, mitos tidak selalu harus diterima secara harfiah, tetapi bisa dianggap sebagai alegori atau simbol yang mengandung kebenaran moral dan etis. Misalnya, kisah Icarus yang terbang terlalu dekat dengan matahari sering diambil sebagai pelajaran tentang bahaya kesombongan, terlepas dari apakah mereka percaya bahwa Icarus benar-benar ada atau tidak. Dengan demikian, ada lapisan kepercayaan yang berbeda, di mana mitos dipahami secara simbolis dan fungsional

Mitos Yunani, sama seperti mitos dari bangsa lain, mengajarkan bahwa meskipun zaman berubah, pertanyaan-pertanyaan dasar tentang asal-usul, kehidupan, dan nasib tetap relevan bagi manusia sepanjang masa. Mereka menawarkan panduan moral, inspirasi, dan kebijaksanaan yang terus mempengaruhi kita hingga saat ini, menjadikan legenda-legenda ini sebagai warisan yang tak lekang oleh waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun