1. Kultus Kepribadian:Â
Baik Kim Jong-un maupun Hitler membangun kultus kepribadian yang kuat di sekitar diri mereka sendiri. Mereka dipromosikan sebagai pemimpin yang tak tergantikan dan visioner, dan segala keberhasilan negara dikaitkan langsung dengan kepemimpinan mereka.
2. Propaganda:Â
Kedua rezim menggunakan propaganda secara efektif untuk membentuk opini publik dan membenarkan kebijakan mereka. Media dikuasai negara dan digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan yang mendukung pemimpin dan rezim, menciptakan narasi yang mendiskreditkan musuh politik.
3. Penggunaan Ketakutan dan Teror:Â
Kim dan Hitler menggunakan kekerasan, teror, dan penegakan hukum untuk mengendalikan populasi. Mereka menciptakan suasana ketakutan di mana setiap bentuk pembangkangan akan dihukum berat, termasuk eksekusi, penahanan, dan penyiksaan.
4. Militerisasi Masyarakat:Â
Keduanya menempatkan militer dan aparat keamanan di pusat kekuasaan. Dalam kasus Hitler, ini termasuk SS dan Gestapo, sementara di Korea Utara, militer memainkan peran sentral dalam mempertahankan kekuasaan rezim.
5. Ideologi Dominan:Â
Kedua rezim mendasarkan kebijakan mereka pada ideologi yang kuat. Nazisme didasarkan pada rasialisme dan nasionalisme ekstrem, sedangkan Kim Jong-un mempromosikan Juche (ideologi yang menekankan kemandirian) dan sosialisme sebagai landasan legitimasi kekuasaannya.
6. Represi Terhadap Oposisi:Â