Pendahuluan
Pengaruh lobi Yahudi terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat sering menjadi bahan perdebatan panas. Dengan alokasi dana yang besar, dukungan politik yang tak tergoyahkan, dan akses langsung ke para pengambil kebijakan, lobi Yahudi tampaknya memiliki pijakan kuat dalam politik AS. Ini menimbulkan pertanyaan yang mendalam: apakah AS memihak Israel karena kesamaan nilai atau karena tekanan lobi Yahudi yang tak tertandingi? Dan lebih jauh lagi, apakah hubungan yang begitu erat ini benar-benar mendukung kepentingan nasional Amerika, ataukah justru memperburuk posisinya di kancah internasional? Mari kita telaah beberapa contoh kebijakan yang kontroversial untuk memahami dampak dan tujuan di balik dukungan AS terhadap Israel.
Pengaruh Lobi Yahudi
1. Pendanaan Politik:Â Organisasi pro-Israel sering memberikan kontribusi finansial yang signifikan kepada kampanye politik, baik untuk kandidat kongres maupun presiden. Hal ini memberi mereka pengaruh dalam proses pembuatan kebijakan, karena banyak politisi yang bergantung pada dukungan finansial dari kelompok-kelompok ini.
2. Dukungan Bipartisan: Â Dukungan kepada Israel umumnya kuat di kedua kubu politik utama AS, yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik. Lobi Yahudi mampu menjaga dukungan bipartisan ini, sehingga kebijakan pro-Israel tetap konsisten meskipun terjadi perubahan administrasi.
3. Kampanye Advokasi dan Pengaruh Media: Lobi Yahudi juga aktif dalam kampanye advokasi melalui media, seminar, dan pelatihan untuk para pembuat kebijakan. Pengaruh ini terlihat dalam cara pandang media Amerika terhadap konflik Israel-Palestina, di mana seringkali perspektif yang pro-Israel lebih menonjol.
4. Akses ke Pemerintahan: Kelompok-kelompok lobi seperti AIPAC memiliki akses langsung ke para pembuat kebijakan, baik di Kongres maupun di Gedung Putih. Mereka terlibat dalam pertemuan-pertemuan penting, dan sering diundang untuk memberikan masukan dalam pembahasan isu-isu terkait Timur Tengah.
Kebijakan yang Pro-Yahudi
Berikut adalah beberapa kebijakan yang dianggap dipengaruhi oleh lobi Yahudi di pemerintahan Amerika Serikat :
1. Dukungan Finansial dan Bantuan Militer kepada Israel
Kebijakan ini dimulai sejak tahun 1970-an dan terus berlanjut hingga saat ini, dengan intensitas yang berbeda pada setiap pemerintahan.
Salah satu contohnya adalah pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama, ketika AS dan Israel menandatangani perjanjian bantuan militer sebesar $38 miliar untuk periode 2019-2028. Ini merupakan paket bantuan militer terbesar dalam sejarah AS pada saat itu.Â
Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mendukung keamanan Israel sebagai sekutu utama AS di Timur Tengah dan untuk memastikan Israel memiliki keunggulan militer di kawasan tersebut. Lobi Yahudi, terutama AIPAC, sangat mendorong kebijakan ini sebagai cara untuk memastikan stabilitas Israel dan meningkatkan ketahanan terhadap ancaman dari negara-negara tetangga.
2. Pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem
Kebijakan ini diwujudkan pada Desember 2017. Presiden Donald Trump memutuskan untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan secara resmi diresmikan pada Mei 2018.Â
Pemindahan ini dilihat sebagai pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel, sebuah langkah yang telah lama didukung oleh kelompok-kelompok lobi Yahudi di AS. Keputusan ini menimbulkan kontroversi global karena Yerusalem merupakan kota yang diperebutkan dan memiliki makna religius bagi Muslim, Kristen, dan Yahudi. Namun, lobi Yahudi mendorong kebijakan ini untuk memperkuat klaim Israel atas Yerusalem.
3. Penghentian Dukungan untuk UNRWA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees)
Penghentian ini terjadi pada tahun 2018.Kl Keputusan ini diambil oleh administrasi Presiden Donald Trump. AS menghentikan pendanaan untuk UNRWA, badan PBB yang memberikan bantuan kepada pengungsi Palestina. Kelompok lobi Yahudi tertentu, terutama yang mendukung agenda Israel, melihat UNRWA sebagai badan yang mempertahankan status pengungsi Palestina dan menuduhnya sebagai hambatan bagi perdamaian.Â
Penghentian dana ini didorong sebagai bagian dari upaya untuk melemahkan posisi Palestina dalam negosiasi, sesuai dengan agenda Israel untuk meredam pengaruh internasional terhadap isu pengungsi Palestina.
4. Pengakuan Kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan
Presiden Donald Trump pada tahun 2019 mengumumkan pengakuan kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, wilayah yang direbut dari Suriah pada tahun 1967.
Kebijakan ini bertujuan untuk mengukuhkan kontrol Israel atas wilayah yang strategis dari sudut pandang keamanan. Lobi Yahudi, khususnya kelompok pro-Israel, mendorong pengakuan ini sebagai langkah penting dalam mengamankan posisi Israel di kawasan Timur Tengah dan mencegah klaim Suriah atas wilayah tersebut. Langkah ini juga dinilai meningkatkan popularitas pemerintahan Trump di antara pemilih pro-Israel di AS.
5. Penarikan Diri dari Kesepakatan Nuklir Iran (JCPOA)
Pada mei 2018 Presiden Donald Trump memutuskan untuk menarik AS dari Kesepakatan Nuklir Iran (Joint Comprehensive Plan of Action) yang telah disepakati pada tahun 2015 di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama.  Penarikan ini dilakukan dengan tujuan untuk menekan Iran secara ekonomi dan menghambat kemampuan Iran dalam mengembangkan senjata nuklir, yang dipandang sebagai ancaman utama oleh Israel. Lobi Yahudi, terutama yang pro-Israel, mendorong keputusan ini karena mereka menilai kesepakatan tersebut terlalu lemah dan tidak cukup untuk mencegah Iran dari pengembangan senjata nuklir.
Tokoh dan Organisasi Dalam Lobby Yahudi
Beberapa tokoh penting dalam lobi Yahudi di Amerika Serikat dikenal karena pengaruhnya yang kuat dalam politik, bisnis, dan advokasi pro-Israel. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1.  Abe Foxman, Mantan Direktur Nasional Anti-Defamation League (ADL).Â
Foxman memainkan peran sentral dalam membela kepentingan Yahudi dan Israel melalui ADL, sebuah organisasi yang dikenal memperjuangkan hak-hak Yahudi dan melawan anti-Semitisme. Ia secara aktif terlibat dalam advokasi kebijakan pro-Israel dan sering memberikan tekanan terhadap pemerintah AS untuk mendukung kebijakan yang berpihak kepada Israel.
2. AIPAC (American Israel Public Affairs Committee)
Howard Kohr (CEO AIPAC), Thomas Dine (mantan Direktur Eksekutif), dan Robert Cohen (mantan Presiden).Al
AIPAC adalah salah satu organisasi lobi paling kuat di AS, dengan pengaruh yang besar di Kongres dan di antara politisi. Tokoh-tokoh di AIPAC berperan dalam menggalang dukungan politik dan finansial untuk memastikan kebijakan pro-Israel tetap terjaga, termasuk bantuan militer dan diplomasi yang menguntungkan Israel.
3. Sheldon AdelsonÂ
Adelson adalah seorang pengusaha, filantropis, dan donatur utama Partai Republik serta pendukung setia Israel.
Adelson menggunakan kekayaannya untuk mendukung kampanye politik pro-Israel dan membantu menggerakkan kebijakan yang berpihak pada Israel. Ia juga mendirikan Israel Hayom, surat kabar pro-Israel terbesar di Israel, yang seringkali dianggap sebagai media pendukung kebijakan konservatif yang sesuai dengan kepentingan Israel.
4. Haim Saban
Saban juga Sorang pengusaha dan produser media yang terkenal sebagai pendukung kuat Partai Demokrat dan Israel.
Saban secara terbuka menyatakan bahwa tujuan utamanya dalam politik adalah untuk mendukung Israel. Ia menggunakan kekayaannya untuk mendanai politisi AS yang mendukung Israel, serta terlibat dalam berbagai konferensi dan inisiatif yang mempromosikan kepentingan Israel di AS.
5. Morton Klein Presiden Zionist Organization of America (ZOA).
Klein dikenal sebagai tokoh konservatif yang sangat vokal dalam mendukung kebijakan keras terhadap Palestina dan mendukung pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem. Di bawah kepemimpinannya, ZOA seringkali mendorong kebijakan yang agresif dalam mendukung Israel dan menekan pemerintah AS untuk mengambil sikap pro-Israel dalam konflik Timur Tengah.
6. Malcolm Hoenlein Wakil Ketua Eksekutif Conference of Presidents of Major American Jewish Organizations.
Hoenlein adalah salah satu tokoh sentral dalam mengkoordinasikan lebih dari 50 organisasi Yahudi di AS. Ia memiliki akses langsung ke para pemimpin pemerintahan AS dan Israel, dan memainkan peran penting dalam mengadvokasi kebijakan pro-Israel di berbagai level, baik di dalam negeri maupun internasional.
7. Ron Lauder Ketua World Jewish Congress (WJC) dan mantan Duta Besar AS untuk Austria.
Lauder aktif dalam memperjuangkan hak-hak Yahudi di seluruh dunia dan terlibat dalam advokasi kebijakan yang mendukung Israel. Melalui WJC, ia berperan dalam mendekati pemerintah-pemerintah asing dan memperkuat hubungan antara komunitas Yahudi global dan Israel.
Kesimpulan
Amerika Serikat tampaknya semakin terjerat dalam pengaruh lobi Yahudi, dengan kebijakan-kebijakan yang cenderung mendukung Israel tanpa mempertimbangkan dampak luasnya.Â
Pertanyaannya adalah: siapa yang sebenarnya diuntungkan? Apakah AS benar-benar mendapatkan imbalan setimpal dari aliansi ini, atau justru secara perlahan melemahkan posisinya sendiri di dunia? Kebijakan yang mendukung Israel secara buta mungkin menyenangkan beberapa kelompok, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa ini membawa risiko yang tidak kecil.Â
Jika AS terus membiarkan lobi Yahudi mengendalikan arahnya, apakah pada akhirnya kepentingan Amerika akan tetap terjaga atau malah terperosok ke dalam konflik yang tak ada habisnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H