Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seperti Apa Dunia Tanpa Pers?

3 Oktober 2024   19:40 Diperbarui: 3 Oktober 2024   19:43 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ungkapan bahwa "pers adalah mulut, mata, dan telinga rakyat" benar adanya dan sangat relevan dalam konteks demokrasi. Pers berfungsi sebagai penyampai suara rakyat (mulut), pengawas kekuasaan (mata), dan pengumpul informasi penting (telinga).

Sebagai "mulut," pers menyuarakan kepentingan masyarakat, membantu menyampaikan aspirasi, kritik, dan opini publik kepada pihak berwenang dan kepada masyarakat luas. Pers juga kerap menjadi wadah bagi kelompok-kelompok yang suaranya mungkin tidak didengar, memberikan mereka platform untuk berbicara.

sebagai "mata," pers mengawasi tindakan pemerintah, korporasi, dan institusi lainnya. Jurnalis melakukan investigasi untuk mengungkap fakta yang mungkin disembunyikan atau tidak diungkapkan secara transparan. Tanpa pers, banyak penyalahgunaan kekuasaan mungkin akan luput dari perhatian publik.

Sebagai "telinga," pers mendengar keluhan dan aspirasi masyarakat, serta mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Pers menyerap informasi dari lapangan, dari orang-orang biasa hingga pejabat, untuk kemudian menyajikannya kepada publik dalam bentuk yang mudah dipahami.

Dalam banyak hal, pers adalah jembatan yang menghubungkan rakyat dengan informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat, baik dalam hal politik, ekonomi, atau sosial. Inilah mengapa kebebasan pers dianggap penting untuk menjaga demokrasi yang sehat.

Tanpa Pers Dunia Akan Buta, Bisu dan Tuli

Tanpa pers, masyarakat akan kehilangan alat untuk melihat, mendengar, dan berbicara mengenai apa yang terjadi di sekitar mereka, terutama dalam hal yang berkaitan dengan kekuasaan, kebijakan publik, dan hak-hak mereka.

Tanpa pers, kita akan "buta" terhadap apa yang sebenarnya terjadi di dunia. Kita tidak akan mengetahui peristiwa penting, skandal politik, pelanggaran hukum, atau isu-isu sosial yang memengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Informasi yang terbatas hanya akan dikendalikan oleh pihak-pihak tertentu yang mungkin punya kepentingan untuk menyembunyikan kebenaran.unia akan "bisu" karena tanpa media, masyarakat tidak memiliki platform untuk menyuarakan pendapat, kritik, atau keluhan mereka. Pers memungkinkan warga biasa untuk berbicara dan terlibat dalam diskusi publik, memberi mereka suara di ruang publik yang lebih luas.

Tanpa pers, kita juga akan "tuli" terhadap suara-suara dari berbagai sudut masyarakat. Isu-isu minoritas, keluhan dari masyarakat bawah, atau suara-suara dari daerah yang jauh sering kali pertama kali diangkat oleh media. Tanpa pers, banyak hal penting mungkin tidak akan pernah sampai ke telinga publik.

Dengan demikian, pers adalah instrumen yang memberi masyarakat penglihatan, pendengaran, dan suara, sehingga tanpa itu, dunia akan kehilangan kemampuan untuk memahami dan merespons realitas yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun