Mediator perlu menciptakan ruang yang aman untuk mengekspresikan emosi tanpa menimbulkan konflik lebih lanjut, seperti dengan menggunakan teknik komunikasi non-violent.
4. Kurangnya Komitmen:
Setelah kesepakatan dicapai, mungkin ada pihak yang tidak berkomitmen untuk melaksanakan kesepakatan tersebut.
Mediator harus membantu merumuskan kesepakatan yang konkret dan memfasilitasi diskusi tentang langkah-langkah konkret untuk implementasi. Selain itu, menetapkan tenggat waktu dan tanggung jawab yang jelas dapat meningkatkan komitmen.
5. Kesulitan dalam Mencari Solusi:
Pihak-pihak mungkin mengalami kesulitan untuk berpikir kreatif dalam mencari solusi.
Mediator dapat menggunakan teknik brainstorming dan mendorong pemikiran inovatif dengan memberikan contoh solusi yang sudah terbukti berhasil dalam situasi serupa.
Brainstorming adalah teknik kreatif yang digunakan untuk menghasilkan ide-ide baru dan solusi dengan melibatkan semua pihak untuk memecahkan masalah. Tujuannya adalah untuk merangsang pemikiran bebas dan memungkinkan pihak-pihak untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan tanpa mengkhawatirkan penilaian atau kritiks.
Kesimpulan
Mediasi merupakan alat yang sangat berharga dalam manajemen konflik, membantu pihak-pihak yang berkonflik untuk berkomunikasi secara efektif, mengidentifikasi kepentingan bersama, dan menemukan solusi yang saling menguntungkan. Namun, tantangan dalam proses mediasi harus diatasi dengan pendekatan yang tepat dan strategi yang efektif. Dengan pemahaman yang baik tentang proses dan tantangan ini, serta penerapan solusi yang sesuai, mediasi dapat menjadi sarana yang sangat efektif untuk mencapai resolusi yang berkelanjutan dan membangun hubungan yang lebih baik di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H