Meskipun mediasi merupakan alat yang efektif, ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi, di antaranya:
1. Keengganan Pihak:
Sering kali, salah satu atau kedua pihak enggan untuk terlibat dalam mediasi, merasa skeptis tentang efektivitasnya. Ini bisa disebabkan oleh pengalaman buruk di masa lalu atau ketidakpercayaan terhadap mediator.
Mediator harus membangun kepercayaan dengan menunjukkan netralitas dan kredibilitas, serta menjelaskan manfaat proses mediasi.
2. Ketidakadilan Kekuasaan:
Ketidakseimbangan kekuasaan antara pihak-pihak yang terlibat dapat membuat satu pihak merasa tertekan untuk menerima kesepakatan yang tidak adil.
Menurut William Ury, seorang ahli negosiasi, "Kekuasaan tidak hanya terletak pada posisi, tetapi juga pada kemampuan untuk menemukan kepentingan yang lebih dalam." Mediator harus mampu menyeimbangkan dinamika kekuasaan.
Mediator dapat mengatur sesi terpisah untuk pihak yang merasa tertekan, membantu mereka merumuskan kebutuhan dan harapan mereka sebelum proses mediasi dimulai.
3. Emosi yang Kuat:
Emosi yang kuat dapat mengganggu proses mediasi dan membuat komunikasi menjadi sulit.
Menurut Roger Fisher dan Daniel Ury dalam buku "Getting to Yes," penting untuk memisahkan orang dari masalah. Hal ini berarti mengelola emosi dan memastikan bahwa diskusi tetap fokus pada isu.