Contoh Kasus
Misalnya, kamu ingin berargumen bahwa "Media sosial berkontribusi pada meningkatnya depresi di kalangan remaja." Klaim kamu adalah bahwa media sosial menyebabkan depresi. Alasanmu mungkin adalah "Remaja yang terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial cenderung merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri." Lalu, kamu mendukungnya dengan bukti, "Menurut sebuah studi di Journal of Adolescent Health, remaja yang menghabiskan lebih dari 3 jam sehari di media sosial memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala depresi." Struktur ini membuat argumenmu lebih jelas dan lebih mudah dipahami.
4. Hindari Kesalahan Logika
Dalam debat, ada banyak sekali jebakan kesalahan logika atau fallacies. Kesalahan ini bisa membuat argumen kita terlihat lemah, bahkan meskipun kita punya data dan premis yang kuat. Salah satu kesalahan logika yang paling umum adalah ad hominem, di mana kita menyerang karakter lawan debat alih-alih menanggapi argumennya.
Teori
Logika formal mengajarkan kita untuk mengenali dan menghindari kesalahan logika. Ada banyak jenis kesalahan logika, seperti straw man (menggambarkan argumen lawan secara tidak akurat untuk lebih mudah dipatahkan) atau slippery slope (mengatakan bahwa satu tindakan kecil akan menyebabkan serangkaian peristiwa besar yang tak terkendali tanpa bukti yang jelas).
Contoh Kasus
Misalkan kamu sedang berdebat tentang apakah pemerintah harus menaikkan pajak bagi perusahaan besar. Lawan debatmu mengatakan, "Kamu hanya mendukung pajak tinggi karena kamu benci orang kaya." Ini adalah kesalahan ad hominem, karena mereka menyerang motivasi pribadi kamu alih-alih berfokus pada argumen yang sebenarnya. Cara terbaik untuk menghindari kesalahan logika adalah tetap fokus pada isu yang sedang dibahas dan menyerang argumen, bukan orangnya.
5. Pastikan Konsistensi dan Tidak Ada Kontradiksi
Konsistensi adalah kunci lain untuk memastikan argumen kita valid. Jangan sampai kita membuat pernyataan yang bertentangan dengan diri kita sendiri atau dengan bukti yang kita sajikan. Jika kita tidak konsisten, lawan debat akan dengan mudah mengeksploitasi celah tersebut.
Teori