Mohon tunggu...
RUDI SINABA
RUDI SINABA Mohon Tunggu... Pengacara - Penulis freelance artikel hukum pada Legal-is-MyLife.blogspot.com

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Pendidikan S2 Hukum

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mengapa Generasi Muda Saat Ini Lebih Tertarik Menjadi Konten Creator daripada Berwirausaha ?

18 September 2024   20:19 Diperbarui: 18 September 2024   20:22 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh ; Rudi Sinaba

Generasi muda saat ini lebih tertarik pada peluang membuat konten daripada wirausaha tradisional karena beberapa alasan utama yang berkaitan dengan teknologi, ekonomi, dan perubahan sosial. Dampaknya terhadap individu dan masyarakat juga cukup signifikan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai faktor penyebab dan dampaknya:

Mengapa Generasi Muda Lebih Tertarik Membuat Konten daripada Wirausaha?

1. Akses Mudah dan Modal Rendah 

Membuat konten hanya membutuhkan perangkat sederhana seperti smartphone atau laptop, serta platform digital yang gratis untuk diakses seperti YouTube, Instagram, dan TikTok. Ini berbeda dengan wirausaha tradisional yang sering memerlukan modal awal yang besar, pengelolaan operasional, dan risiko finansial yang lebih tinggi.

Dampak: Ini mendorong lebih banyak anak muda untuk mencoba dunia konten karena hambatan masuk yang rendah. Namun, ini juga dapat menyebabkan persaingan yang sangat ketat di dunia digital.

2. Kebebasan Kreatif dan Gaya Hidup Fleksibel

 Membuat konten memberi kebebasan untuk mengekspresikan diri dan bekerja secara mandiri. Konten kreator bisa bekerja dari mana saja, kapan saja, dan tentang topik yang mereka sukai. Ini lebih menarik daripada wirausaha tradisional yang seringkali lebih terstruktur, memerlukan perencanaan bisnis, pengelolaan tim, dan pengaturan operasional.

Dampak: Generasi muda merasa lebih memiliki kontrol atas pekerjaan mereka, tetapi mereka mungkin kehilangan kesempatan untuk mempelajari keterampilan penting yang biasanya diperoleh dalam wirausaha, seperti manajemen keuangan, perencanaan strategis, dan pengelolaan tim.

3. Popularitas dan Pengakuan yang Cepat

 Membuat konten menawarkan peluang untuk menjadi terkenal atau viral dalam waktu singkat. Banyak influencer muda mendapatkan pengakuan besar dan sponsor hanya dalam hitungan bulan atau tahun. Di sisi lain, wirausaha tradisional sering kali memerlukan waktu yang lebih lama untuk membangun bisnis yang sukses dan mendapatkan pengakuan pasar.

Dampak: Dorongan untuk mencari pengakuan dan pengaruh di dunia digital dapat membuat banyak anak muda lebih fokus pada ketenaran jangka pendek daripada membangun bisnis yang berkelanjutan. Hal ini dapat menciptakan tekanan sosial untuk menjadi "viral" daripada menghasilkan sesuatu yang inovatif dan berkelanjutan.

4. Monetisasi yang Jelas dan Langsung

 Platform digital seperti YouTube, Instagram, dan TikTok memiliki model monetisasi yang langsung dan transparan, seperti pendapatan dari iklan, sponsor, dan kolaborasi. Ini memberikan generasi muda cara cepat untuk menghasilkan uang tanpa perlu membangun produk fisik atau jasa.

Dampak: Generasi muda mungkin lebih tertarik pada penghasilan instan, tetapi ini juga dapat menciptakan ketergantungan pada platform digital dan algoritma yang dapat berubah sewaktu-waktu, mengancam keberlanjutan pendapatan mereka.

5. Budaya dan Sosial Media 

Kehadiran media sosial dan para influencer sukses membuat industri konten terlihat glamor dan menarik bagi generasi muda. Media sosial memberikan ruang untuk menampilkan kehidupan yang ideal dan menjadi inspirasi bagi orang lain, menciptakan ilusi bahwa menjadi konten kreator adalah jalan yang mudah dan menyenangkan.

Dampak: Ini dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis bagi banyak anak muda tentang kesuksesan cepat, padahal hanya sebagian kecil konten kreator yang benar-benar berhasil menjadi sukses besar. Hal ini bisa menimbulkan kekecewaan dan frustrasi jika harapan tersebut tidak terpenuhi.

Dampak Jangka Panjang dari Tren Ini.

1. Perubahan Dinamika Karier

Tren ini mengubah cara anak muda memandang karier. Jika sebelumnya kesuksesan diukur dari karier formal atau keberhasilan dalam wirausaha, kini popularitas di dunia digital dapat dianggap sebagai tolok ukur kesuksesan. Ini dapat memengaruhi bagaimana generasi muda mempersiapkan diri untuk masa depan.

Dampak: Dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan perubahan struktur karier, dengan lebih banyak orang memilih untuk menjadi konten kreator daripada bekerja di industri tradisional. Namun, ketergantungan pada platform digital juga dapat membuat mereka rentan terhadap perubahan teknologi dan kebijakan platform yang sering berubah.

2. Kurangnya Pengembangan Keterampilan Wirausaha 

Membuat konten tidak selalu melibatkan keterampilan manajerial, perencanaan strategis, dan keterampilan bisnis lainnya yang biasanya diasah dalam wirausaha. Banyak anak muda yang terjun ke dunia konten tidak mempelajari keterampilan penting seperti manajemen keuangan, kepemimpinan, dan negosiasi.

Dampak: Kurangnya keterampilan ini dapat membatasi kemampuan generasi muda untuk berinovasi dan membangun bisnis jangka panjang. Mereka mungkin lebih fokus pada popularitas jangka pendek daripada membangun fondasi yang kuat untuk kesuksesan bisnis masa depan.

3. Persaingan Ketat di Dunia Digital 

Karena semakin banyak orang yang masuk ke dunia konten, persaingan menjadi semakin ketat. Ini membuat sulit bagi sebagian besar konten kreator untuk menonjol di tengah jutaan pengguna lainnya. Konten yang berkualitas mungkin tidak selalu diakui atau dihargai, dan algoritma platform digital cenderung memprioritaskan konten viral atau sensasional.

Dampak: Banyak konten kreator yang mungkin merasa tertekan untuk menciptakan konten yang sensasional demi viralitas, yang bisa merusak kualitas konten dan etika kreatif. Ini juga bisa menciptakan ketidakstabilan karier, di mana banyak kreator berjuang untuk menjaga relevansi mereka.

4. Ketergantungan pada Algoritma

 Sebagai konten kreator, pendapatan dan popularitas sering kali sangat bergantung pada algoritma platform yang bisa berubah sewaktu-waktu. Ini menciptakan ketidakpastian bagi konten kreator, di mana perubahan kecil pada algoritma dapat memengaruhi jangkauan audiens dan pendapatan mereka.

Dampak: Ketergantungan pada platform digital dapat menjadi risiko besar bagi keberlanjutan karier kreator. Konten kreator mungkin harus terus-menerus menyesuaikan diri dengan perubahan algoritma untuk tetap relevan, yang bisa mengganggu stabilitas keuangan dan karier mereka.

5. Tekanan Psikologis 

Kehidupan konten kreator sering kali diwarnai oleh tekanan untuk selalu terlihat "sempurna" di depan publik. Mereka harus terus-menerus menghasilkan konten, berinteraksi dengan pengikut, dan menjaga citra publik mereka. Hal ini bisa menimbulkan stres dan masalah kesehatan mental.

Dampak: Tekanan sosial ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan mental generasi muda. Banyak konten kreator yang mengalami burnout, kecemasan, atau masalah citra diri karena harus selalu tampil baik di mata audiens.

Kesimpulan

Ketertarikan generasi muda terhadap dunia konten kreator dibandingkan dengan wirausaha tradisional adalah hasil dari aksesibilitas teknologi, kebebasan kreatif, peluang monetisasi yang jelas, dan pengaruh budaya media sosial. Namun, fenomena ini juga memiliki dampak jangka panjang yang signifikan, termasuk kurangnya keterampilan wirausaha, ketergantungan pada algoritma platform, serta tantangan psikologis dan ekonomi yang mungkin dihadapi oleh para konten kreator.

Meskipun membuat konten menawarkan banyak peluang menarik, penting bagi generasi muda untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari pilihan ini dan terus mengembangkan keterampilan lain yang diperlukan untuk keberlanjutan karier dan kesejahteraan mereka di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun