Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pertambangan yang Membabi Buta, Kita Akan Mewariskan Lingkungan Hidup yang Rusak untuk Anak Cucu Kita

10 September 2024   15:54 Diperbarui: 17 September 2024   11:45 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dampak Sosial-Ekonomi Jangka Panjang

1. Kehilangan Mata Pencaharian dan Kesenjangan Ekonomi

Meskipun pertambangan seringkali dijual sebagai solusi untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi, kenyataannya seringkali sebaliknya. 

Masyarakat adat dan lokal sering kali kehilangan hak atas tanah dan sumber daya mereka, yang digantikan oleh industri yang hanya sedikit melibatkan mereka. Dengan rusaknya lahan pertanian dan perikanan, mata pencaharian tradisional terancam, sementara keuntungan utama dari pertambangan hanya dinikmati oleh segelintir elit ekonomi.

2. Ancaman yang Nyata Untuk Kesehatan Publik

Kontaminasi lingkungan akibat limbah tambang memiliki dampak kesehatan yang serius bagi masyarakat sekitar. Penyakit pernapasan, gangguan kulit, dan keracunan merkuri adalah beberapa masalah kesehatan yang umum ditemukan di wilayah-wilayah pertambangan. Dalam jangka panjang, masalah kesehatan ini dapat menurunkan kualitas hidup dan produktivitas manusia, sekaligus meningkatkan biaya kesehatan bagi negara.

Kita akan Mewariskan Alam yang Rusak untuk Generasi Mendatang

Indonesia saat ini berada di persimpangan jalan. Kita bisa memilih untuk terus mengekstraksi sumber daya alam dengan pendekatan "business as usual," yang mengorbankan lingkungan dan kesejahteraan jangka panjang, atau kita bisa mengambil langkah-langkah tegas untuk memastikan bahwa pembangunan ekonomi tidak merusak keberlanjutan ekosistem dan kehidupan generasi mendatang.

1. Kerusakan Ekosistem yang Tak Terpulihkan

Alam yang rusak sulit untuk dipulihkan kembali. Hutan yang telah hilang membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk tumbuh kembali. Namun, kerusakan ekosistem yang parah sering kali tidak bisa pulih sepenuhnya. Hal ini mengancam kemampuan alam untuk menyediakan layanan ekosistem seperti penyediaan air bersih, pengendalian bencana alam, dan penyimpanan karbon.

2. Krisis Keberlanjutan Sumber Daya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun