- Konsep Pembelajaran Evaluasi
Evaluasi pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya mengevaluasi melalui pengukuran atau penilaian terhadap hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Proses membandingkan prestasi belajar dan mengajar dengan standar keberhasilan yang ditentukan secara numerik dikenal sebagai pengukuran dalam konteks pendidikan. Proses penilaian hasil belajar dan mengajar secara kualitatif untuk mengukur keberhasilan dikenal dengan istilah penilaian belajar dan mengajar. - Metode Pembelajaran Evaluasi
Metode pembelajaran evaluasi adalah cara yang digunakan untuk membantu siswa belajar tentang konsep dan prinsip evaluasi. Ada banyak metode yang berbeda yang dapat digunakan, dan metode terbaik akan bervariasi tergantung pada tujuan pembelajaran, usia dan kemampuan siswa, serta sumber daya yang tersedia.Berikut adalah beberapa metode pembelajaran evaluasi yang umum digunakan:
1. Ceramah dan Diskusi
Ceramah adalah metode tradisional untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Dalam ceramah tentang evaluasi, instruktur dapat menjelaskan konsep dan prinsip evaluasi, memberikan contoh, dan menjawab pertanyaan siswa. Diskusi dapat digunakan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep ini dengan lebih baik dan menerapkannya pada situasi mereka sendiri.
2. Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa belajar dengan memecahkan masalah yang otentik dan bermakna. Dalam konteks evaluasi, siswa dapat diminta untuk mengevaluasi program, kebijakan, atau intervensi tertentu. Proses ini dapat membantu siswa untuk memahami berbagai pendekatan evaluasi dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis mereka.
3. Studi Kasus
Studi kasus adalah metode pembelajaran yang menggunakan contoh nyata untuk mengeksplorasi konsep dan prinsip evaluasi. Dalam studi kasus, siswa dapat menganalisis data dari studi evaluasi yang sebenarnya dan menarik kesimpulan mereka sendiri. Metode ini dapat membantu siswa untuk memahami bagaimana evaluasi digunakan dalam praktik dan mengembangkan keterampilan analisis mereka.
4. Simulasi
Simulasi adalah metode pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengalami proses evaluasi secara langsung. Dalam simulasi, siswa dapat berperan sebagai evaluator dan melakukan tugas-tugas seperti merancang studi evaluasi, mengumpulkan data, dan menganalisis hasil. Metode ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam evaluasi secara praktis.
5. Portofolio
Portofolio adalah kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan perkembangan mereka dalam waktu. Dalam konteks evaluasi, portofolio dapat mencakup contoh pekerjaan siswa yang terkait dengan evaluasi, seperti laporan evaluasi, presentasi, dan refleksi. Portofolio dapat digunakan untuk menilai kemajuan siswa dan untuk mengidentifikasi area di mana mereka membutuhkan dukungan tambahan.
6. Penilaian Diri dan Penilaian Sebaya
Penilaian diri dan penilaian sebaya adalah dua metode yang dapat digunakan untuk melibatkan siswa dalam proses evaluasi. Dalam penilaian diri, siswa menilai kinerja mereka sendiri berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Dalam penilaian sebaya, siswa menilai kinerja satu sama lain. Metode ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan kesadaran diri dan keterampilan evaluatif mereka. - Model Pembelajaran Evaluasi
Model pembelajaran evaluasi adalah kerangka kerja yang digunakan untuk memandu proses evaluasi. Model ini memberikan panduan tentang langkah-langkah yang harus diambil, data yang harus dikumpulkan, dan metode yang harus digunakan untuk menganalisis data. Ada banyak model pembelajaran evaluasi yang berbeda, dan model terbaik akan bervariasi tergantung pada konteks evaluasi.Berikut adalah beberapa model pembelajaran evaluasi yang umum digunakan:
1. Model Tyler
Model Tyler adalah salah satu model evaluasi yang paling tradisional. Model ini dikembangkan oleh Ralph Tyler pada tahun 1950-an dan didasarkan pada empat pertanyaan kunci:
- Apa yang ingin dicapai? (Tujuan)
- Apa yang sedang dilakukan? (Implementasi)
- Apa yang telah dicapai? (Hasil)
- Apa arti pencapaian tersebut? (Penilaian)
Model Tyler adalah model yang linier dan berurutan, dan sering digunakan untuk mengevaluasi program dan intervensi pendidikan.
2. Model Scriven
Model Scriven dikembangkan oleh Michael Scriven pada tahun 1960-an. Model ini lebih komprehensif daripada model Tyler dan mempertimbangkan berbagai jenis pertanyaan evaluasi, termasuk:
- Efektivitas: Apakah program atau intervensi mencapai tujuannya?
- Efisiensi: Apakah program atau intervensi mencapai tujuannya dengan cara yang efisien?
- Adekuasi: Apakah program atau intervensi memenuhi kebutuhan target?
- Keadilan: Apakah program atau intervensi adil bagi semua peserta?
- Kecocokan: Apakah program atau intervensi sesuai dengan konteks di mana ia dilaksanakan?
Model Scriven sering digunakan untuk mengevaluasi program dan intervensi di berbagai bidang, termasuk pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial.
3. Model Kirkpatrick
Model Kirkpatrick dikembangkan oleh Donald Kirkpatrick pada tahun 1959. Model ini berfokus pada evaluasi pelatihan dan pengembangan dan terdiri dari empat tingkat:
- Tingkat 1: Reaksi
- Bagaimana peserta pelatihan bereaksi terhadap pelatihan?
- Tingkat 2: Pembelajaran
- Apa yang dipelajari peserta pelatihan dari pelatihan?
- Tingkat 3: Penerapan
- Apakah peserta pelatihan menerapkan apa yang mereka pelajari dalam pelatihan di tempat kerja?
- Tingkat 4: Hasil
- Apakah pelatihan menghasilkan perubahan yang diinginkan pada kinerja, produktivitas, atau hasil organisasi?
- Tingkat 1: Reaksi
Model Kirkpatrick sering digunakan untuk mengevaluasi efektivitas program pelatihan dan pengembangan.
4. Model CIPP
Model CIPP dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam, Daniel Inkster, Mary Ryan, dan Bruce Brissenden pada tahun 1971. Model ini adalah model yang komprehensif yang dapat digunakan untuk mengevaluasi program dan intervensi di berbagai bidang. Model CIPP terdiri dari empat komponen:
- Konteks: Apa konteks di mana program atau intervensi dilaksanakan?
- Masukan: Apa sumber daya yang digunakan untuk program atau intervensi?
- Proses: Bagaimana program atau intervensi dilaksanakan?
- Produk: Apa hasil dari program atau intervensi?
Model CIPP sering digunakan untuk mengevaluasi program dan intervensi yang kompleks dan multi-faceted.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H