Pandemi yang merebak di hampir seluruh bagian dunia menjadi perhatian bersama. Dampak yang nyata pada pendidikan adalah mengubah cara pandang belajar yang biasanya konvensional digiring pada daring dengan penerapan teknologi IT dengan berbagai platform-nya. Corak daring yang sinkronus dan asinkronus telah dikenal, menyebar, dan semakin intens digunakan seiring dengan  tuntutan. Sebut saja misalnya Google Meet, Zoom, dan lainnya.Â
Perubahan cara pandang ini mendorong guru dan tenaga kependidikan untuk mengambil peran strategis dalam mendesain pembelajaran termasuk pada supervisi berbasis pertemuan non tatap muka.
Pengawas sebagai personal penting dalam peningkatan mutu pembelajaran di sekolah tidak bisa lepas dari tuntutan ini. Penyiapan bahan pembinaan/pembimbingan, instrumen, juga platform yang dipilih hendaknya disiapkan dengan matang agar proses berjalan sesuai tujuan. Memang berbeda nuansa supervisi tatap muka dengan daring. Akan tetapi, apapun kondisinya, proses supervisi harus berjalan agar mutu dapat tetap terjamin.
Bagaimana agar supervisi daring berjalan dengan efektif? Berikut ini beberapa prosedur yang dapat dikembangkan.
- Siapkan bahan sesuai dengan tujuan dan objek supervisi
Bahan yang akan disajikan disesuaikan dengan tujuan. Pada supervisi pembelajaran, bahan disiapkan berdasarkan fokus standar  pembelajaran khususnya berkenaan dengan pemahaman guru terhadap pembelajaran di masa pandemi.
 Bahan berisi mengenai prosedur dan teknik pembelajaran yang dikaitkan dengan perkembangan platform yang dapat diterapkan. Harapannya, materi dikembangkan sesuai dengan kondisi kurikulum dan pendorongan pada implementasi daring. Â
Selain bahan substansi, akan lebih fokus apabila materi diberikan contoh penerapan pada beberapa platform digital yang mudah dijangkau dan digunakan antara guru dan peserta didik. Objek supervisi daring ini tidak serta merinci apa yang dilakukan oleh guru, namun merujuk pula pada apa yang dapat didesain oleh guru.
- Komunikasikan dengan baik kapan bisa bertemu daring.
Pada supervisi akademik, personal yang dituju adalah guru. Penjamahan dan kemampuan penerapan platform cukup beragam. Ada yang ramah teknologi, juga masih awam.
Agar pertemuan menjadi nyaman pada kedua belah pihak, tawaran waktu dan teknis dapat dimusyawarahkan sebelumnya. Â Tawaran ini mengarah agar situasi dapat terkendali dan tidak ada keterpaksaan pada pihak yang dibina/dibimbing.Â
Apabila pertemuan direncanakan beberapa kali, kesepakatan waktu perlu diperhatikan pula. Jadwal pertemuan sedapat mungkin diberikan kepada audien untuk menjadi bahan dalam mengatur waktu pertemuan. Sisi demokratis ini perlu dipertimbangkan mengingat hubungan interpersonal harus dibangun dengan harmonis.
- Siapkan platform yang mudah dijamah.
Banyak ragam platform yang dapat digunakan. Pilih yang paling mudah dan akrab digunakan. Jangan paksakan dulu penggunaan platform yang kompleks. Kalau masih dalam tahap asinkronus, jangan dulu gunakan yang sinkronus.Â
Penggunaan platform yang kompleks menyebabkan kesulitan dalam akses. Alih-laih dapat mencerna materi, kemampuan teknis memperlambat pemahaman.
Dalam beberapa pertemuan, dapat digunakan platform yang sama. Pertemuan selanjutnya, gunakan yang berbeda, dan begitu seterusnya. Variasi platform akan memperkaya kemampuan teknis dan kemudahan akses.
- Sajikan stimulus dalam sajian
Kondisi pertemuan daring berbeda dengan tatap muka. Gesture pemateri dalam pertemuan TM mempengaruhi cara menyampaikan dan kemudahan audien untuk menyerap materi. Â Sementera pada daring, sisi tersebut relatif jarang ditampilkan akan ketersediaan ruang.Â
Dalam hal ini, supaya materi dapat dipahami sesuai alur, sajian stimulus berupa video, kuis, atau bentuk rangsangan lain dapat ditampilkan. Â Stimulus seperti ini berguna untuk memantapkan proses pemahaman juga mendorong fokus perhatian audien.
- Sajikan tugas sesuai kondisi dan materi.
Agar ketersambungan materi daring dengan apa yang harus dipahami terwujud, sajian tugas perlu dirancang dan ditampilkan.  Tugas berupa kuis, pilihan jawaban, menulis kalimat ringkas, juga bentuk lain yang dianggap ringan dapat diberikan kepada audien. Lebih baik penugasan tersebut disajikan pada saat pertemuan, juga menggunakan  variasi platform yang mudah diakses pula.Â
Sajian tugas pada saat pertemuan selain memudahkan audien dan tidak "membebani"-nya, juga memperingan tugas pemateri untuk melihat hasil pemahaman.Â
Bila ada tugas proyek, hasilnya dapat ditautkan via platform tautan dan penyimpan data. Pertemuan yang berulang dapat pula diberikan tugas mulai dari mudah, sedang, dan kompleks. Hal ini selaras dengan perkembangan berfikir agar tujuan supervisi mudah terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H