Sejak Agustus lalu, suami Annisa menjabat Komandan Batalyon Infantri Mekanis 203/Arya Kemuning, di Jatake, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten. Otomatis ia juga tinggal di sana. “Satu hal yang saya rasakan dari prajurit dan keluarganya, ketulusan mereka dalam mengabdi. Mereka tak mikir soal uang untuk urusan tugas. Itu sebabnya saya ingin mereka lebih sejahtera,” ujarnya.
***
Ani Yudhoyono
Romantika Istri Tentara
Suka duka yang dialami oleh Anisa Pohan, terlebih dahulu sudah dialami ibu mertuanya, Ani Yudhoyono. Bahkan, mungkin, keadaan yang dialami Ibu Ani Yudhoyono lebih “menyedihkan” lagi karena terjadi puluhan tahun yang lalu.
Jika Ani Yodhoyono punya guru yang tak lain ibunya sendiri, yang juga istri tentara, maka Anisa Pohan boleh jadi “digurui” ibu mertuanya itu, sebab orang tua Annisa Pohan bukan berlatar belakang keluarga tentara.
Dalam Bab 25 yang berjudul Romantika Istri Tentara, Ibu Ani Yudhoyono menuturkan, “Cintaku pada SBY tidak semata hanya direalisasikan dalam bentuk pendampingan, namun juga kesepahaman pada segala hasrat, jiwa, dan rasa bangga SBY pada kariernya. Dengan kata lain, aku harus ikut larut dalam kehidupan tugas-tugasnya pula.”
Ketika dia mulai menjalani hidup berumah tangga sebagai istri prajurit ibu kandungnya banyak memberikan nasehat, katanya, “Satu kalimat Ibu yang sangat aku ingat adalah, ‘Berusahalah hidup dengan gaji yang diberikan suami. Jangan menuntut lebih. Justru, bertanyalah pada suamimu jika suatu kali ia membawa uang lebih dari gajinya. Jaga agar suaminya tidak melakukan perbuatan yang salah dalam pekerjaannya. Niscaya, masa depan yang baik akan mengiringi karier suamimu.”
Penulis buku ini, Alberthiene Endah, dapat mendeskripsikan secara detail keadaan asrama, kehidupan dan romantika yang menyertainya. Terasa mengharukan.
Pendampingan Ibu Ani Yodhoyono sebagai istri prajurit dimulai ketika mereka tinggal di Kompleks asrama Batalyon 33o di Dayeuh Kolot.