“Mama, kenapa Papa nggak mau ikut kita lagi?”
Mama tersenyum sedih, masih dengan air mata mengalir.
“Kamu lupa, ya? ‘Kan Papa sudah tidak bisa.”
Dan aku terbangun. Kulirik kalenderku dan mendesah.
Seratus hari sepeninggal Papa...
"DARI RUANG BENAK NAN RIUH": Untuk menjelaskan perihal penulis yang satu ini, cukup membaca semua tulisannya di sini (dan mungkin juga di tempat lain). Banyak dan beragam, yang pastinya menjelaskan satu hal: Ruang benaknya begitu riuh oleh banyak pemikiran dan perasaan. Ada kalanya mereka tumpang-tindih dan bukan karena dia labil dan irasional. Seringkali daya pikirnya melaju lebih cepat dari tangannya yang menciptakan banyak tulisan. Penulis juga sudah lama menjadi ‘blogger yang kecanduan’. Samai-sampai jejak digital-nya ada di banyak tempat. Selain itu, penulis yang juga pengajar bahasa Inggris paruh-waktu, penerjemah lepas, dan penulis lepas untuk konten situs dapat dipesan jasanya secara khusus di Kontenesia (www.kontenesia.com). Bisa sekalian beramal lagi untuk setiap transaksi (terutama selama bulan Ramadan ini) : http://kontenesia.com/kontenesia-donasi-ramadan/ https://www.facebook.com/kontenesia/posts/287945154884094?__mref=message R.
“Mama, kenapa Papa nggak mau ikut kita lagi?”
Mama tersenyum sedih, masih dengan air mata mengalir.
“Kamu lupa, ya? ‘Kan Papa sudah tidak bisa.”
Dan aku terbangun. Kulirik kalenderku dan mendesah.
Seratus hari sepeninggal Papa...