“Mama, kenapa Papa nggak mau ikut kita lagi?”
Mama tersenyum sedih, masih dengan air mata mengalir.
“Kamu lupa, ya? ‘Kan Papa sudah tidak bisa.”
Dan aku terbangun. Kulirik kalenderku dan mendesah.
Seratus hari sepeninggal Papa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H