Setelah puas berfoto-foto, saya sedikit mendaki melewati karang hingga berada di pinggir jurang yang ditengahnya terdapat sebuah pantai dengan air biru gelap. Tak terasa, saya sudah sampai di Broken Beach. Pantai ini berada di bawah tebing yang berbentuk lingkaran. Kita bisa mengitari tebing tersebut. Ukurannya lumayan besar dan tebingnya lumayan tinggi. Kita tidak bisa turun ke pantai ini, satu-satunya cara adalah dengan menyewa kapal dan kapal tersebut akan membawa kita melewati lubang yang ada di salah satu sisi pantai ini.
Hari sudah semakin sore, saya pun memutuskan untuk pindah ke tempat selanjutnya yaitu Kelingking Beach. Pasti sudah banyak yang tahu bahwa pantai ini indah, namun saya ingin pengalaman yang berbeda. Saya ingin melihat senja di pantai ini. Tak jauh dari Broken Beach, dalam 15-20 menit saya sudah sampai di pantai yang bentuknya mirip dengan kepala T-Rex ini.
Sesampainya disana, ternyata sudah ramai orang mengantri untuk foto di atas pantai ini. Hari semakin sore dan orang-orang mulai beranjak pulang. Saya masih setia di tempat itu karena matahari belum sepenuhnya turun. Jam mulai menunjukkan pukul 7 malam WITA. Matahari sudah turun dan langit mulai berubah warna. Warna biru gelap dari laut berpadu dengan warna jingga dan pink dari cahaya senja. Indah sekali. Sebenarnya kita boleh untuk turun, namun ada peringatan bahwa jalan dan pagarnya sedikit rusak sehingga jika ada kecelakaan, risiko ditanggung sendiri. Saya sempat melihat beberapa orang turun kebawah dan merasakan halusnya pasir pantai Kelingking.
Beberapa saat telah saya lewati, akhirnya saya memutuskan untuk pulang ke penginapan. Ternyata, di Nusa Penida tidak banyak lampu yang menerangi jalan. Sehingga saya agak ketakutan karena sendirian menembus hutan dan jalanan untuk sampai ke penginapan. Sesekali saya singgah di rumah warga untuk memastikan arah agar tidak tersesat. Kalau ingin mencari sunset di Kelingking Beach baiknya ajak teman karena jalanan saat malam benar-benar sepi. Kelingking Beach terletak lumayan jauh dari penginapan yang biasanya ada di sekitaran Pelabuhan Toyapakeh.
Nusa Lembongan
Hari selanjutnya, saya kemudian memutuskan untuk pindah pulau ke Nusa Lembongan. Untuk menuju Lembongan, saya harus mengembalikan motor ke Pelabuhan Sampalan dan naik ojek ke Pelabuhan Toyapakeh, ongkosnya sekitar Rp. 20.000. Sesampainya disana sudah ada warga lokal yang menawarkan jasa penebrangan ke Lembongan. Ongkosnya Rp. 50.000, menggunakan speedboat kecil berisikan 10 orang penumpang.
Perjalanannya tak lama, sekitar 15 menit saya sudah sampai di jembatan kuning yang menghubungkan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Sekedar informasi, jembatan ini pernah putus dan merenggut beberapa nyawa. Saat ini, jembatan ini sudah direnovasi dan bisa digunakan untuk menyeberang menggunakan sepeda motor.
Kapal pun bersandar, saya lalu mencari penyewaan sepeda motor. Bertemulah saya dengan Pak Sudi yang menawarkan sepeda motornya untuk saya gunakan. Tidak seperti di Penida, disini harga sewa motor sedikit lebih mahal yakni Rp. 80.000, namun kita tidak perlu mengembalikan ke pelabuhan dimana kita meminjam motor tersebut. Cukup di SMS dan Pak Sudi akan datang dan mengambil motornya. Unik.