Saya mendapatkan saran dari sebuah teman kalau sudah sampai Masjid Nabawi, cobalah sholat di Rawda, dan sudah saya lakukan saran tersebut. Tapi yang membuat saya merinding adalah menatap dinding ini, makam Nabi Muhammad SAW, dan sahabatnya. Banyak orang yang melambaikan tangannya, menyapa nabi, tapi yang saya rasakan adalah makamnya harum dengan wangi yang tidak menusuk hidung. Sangat Indah dan berkesan. Semoga syafaatmu selalu menyertai kami wahai Kanjeng Nabi.
Ini adalah gerai Starbucks didepan gerbang 25 Masjid Nabawi, sangat kecil, tidak lebih besar dari 2x3 meter gerainya. Sangat berbeda dengan Starbucks Indonesia yang gedenya bukan main, ada yang bilang kalau gerai seperti ini dibuat untuk meminimalisir pertemuan antara wanita dan laki-laki. Jujur saja gerai Starbucks ini tidak terlalu ramai, menurut analisis pribadi saya karena beberapa hal,  hal yang pertama adalah mahal, kedua tidak bisa nongkrong, orang arab mungkin tidak terlalu suka kopi gaya amerika, karena mereka punya arabian coffee dan turkish coffee. Yang saya lihat adalah tempat tempat seperti mall, KFC, Starbucks, disekitar masjid diberikan tempat seminimalis mungkin, dibuat setidak menarik mungkin, sehingga tidak lebih menarik dari masjid yang didalamnya banyak kegiatan, banyak tausiyah yang dishoot di masjid, ada buka puasa, ada latihan mengaji, ada air gratis, ada tempat dimana doa menjadi makbul (rawda) dan sebagainya sehingga orang lebih senang ke masjid ketimbang ke tempat tempat seperti ini. Tambahan satu poin lagi, jangan kaget kalau lagi belanja di Mall, mall nya tutup tiba-tiba dan kita solat di selasar mall ya, itu sudah biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H