Baru-baru ini, Indonesia tercatat mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dalam bentuk barang-barang yang termasuk kebutuhan primer (pangan dan sandang). Hal ini dibuktikan dengan pengiriman pesawat angkut Hercules C-130 TNI AU yang melakukan misinya pada tanggal 4 November lalu yang di mana, pemberangkatan pesawat-pesawat tersebut dihadiri oleh Wakil Menlu Republik Indonesia.Â
Dalam pesawat itu, sebenarnya Indonesia tidak hanya mengirim bantuan berupa pangan dan sandang, namun juga obat-obatan yang disuplai dari Palang Merah Indonesia (PMI).Â
Pesawat angkut itu direncanakan mendarat di Mesir, tepatnya di wilayah El-Arish (dekat pos perbatasan Rafah) untuk selanjutnya diangkut lebih lanjut oleh palang merah di Mesir.Â
Upaya Indonesia dalam membantu perjuangan kemerdekaan Palestina ini dengan memberikan bantuan pangan, sandang, dan obat-obatan ini kepada masyarakat Gaza, mengingatkan kita pada sebuah peristiwa yang pernah terjadi ketika revolusi kemerdekaan masih berlangsung. Pada tahun 1946, ketika Republik Indonesia diblokade oleh Angkatan Laut Kerajaan Belanda dan diembargo oleh Belanda, Sutan Sjahrir (perdana menteri Indonesia saat itu) melakukan diplomasi ke India agar Indonesia dapat mengekspor beras ke India yang mengalami kelaparan hebat. Tujuannya adalah membantu India yang saat itu pula sedang mengalami kerusuhan antara Hindu dan Muslim serta menarik hati orang-orang India agar membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia.Â
Hasilnya, berkat diplomasi antara Indonesia dan India ini, India menjadi salah satu negara yang pertama kali membahas tentang masalah Indonesia di PBB pada tahun 1947. Hingga pada akhirnya, Jawaharlal Nehru, perdana menteri India saat itu, terlibat langsung dalam upaya-upaya dekolonisasi Indonesia.Â
70 tahun kemudian, Indonesia melakukan politik serupa kepada Palestina sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina, persis seperti ketika Indonesia membantu India yang sedang mengalami kelaparan.Â
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa sebuah peristiwa sejarah bisa berulang, hanya berbeda bentuk.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H