Â
Â
[caption id="attachment_122508" align="aligncenter" width="606" caption="Pantai Pulau Lengkuas"][/caption]
"Belum ke Belitung kalau belum ke Pulau Lengkuas,"ujar Ibu Zuriyanti yang kami temui pagi itu. "Setiap teman yang datang ke Belitung selalu saya ajak kesana. Pemandangannya bagus lho". Dari penuturannya terkesan bahwa Pulau Lengkuas ibarat Kuta di Bali atau Patung Merlion di Singapore yang merupakan tempat wajib untuk dikunjungi. Sebelumnya saya sudah berkunjung ke Belitung sebanyak 3 kali dan belum sekalipun ke Pulau Lengkuas. Maklum, urusan pekerjaan hanya menyisakan sedikit waktu yang hanya cukup untuk mendatangi Pantai Tanjung Tinggi atau Pantai Tanjung Kelayang. Dan itupun menurut saya sudah cukup. Favorit saya selama ini adalah Pantai Tanjung Kelayang dengan hamparan pasir putihnya yang memukau. Tapi kalau warga Belitung sendiri sangat membanggakan Pulau Lengkuas, saya yakin ada sesuatu yang lebih di sana.
And there we go.Akhirnya setelah pekerjaan usai, kamipun bergegas menuju Desa Tanjung Binga untuk menyeberang ke Pulau Lengkuas. Desa Tanjung Binga berjarak sekitar 30 km dari Kota Tanjung Pandan dan dapat dicapai dalam waktu 20 menit. Selain dari Desa Tanjung Binga, pengunjung dapat mencapai Pulau Lengkuas dari Pantai Tanjung Kelayang. Secara pribadi, saya lebih suka dengan alternatif tersebut dengan alasan dapat menikmati Pantai Tanjung Kelayang yang menjadi pantai favorit saya di Belitung. Namun berdasarkan informasi yang kami peroleh, jarak tempuh ke Pulau Lengkuas dari Desa Tanjung Binga lebih singkat dibandingkan dengan jarak tempuh dari Pantai Tanjung Kelayang. Pak Andol, sopir mobil yang kami sewa mengatakan jarak tempuh Tanjung Binga - Pulau Lengkuas adalah 20 menit sementara jarak tempuh Tanjung Kelayang - Pulau Lengkuas adalah 60 menit. Bedanya 40 menit, cukup lama untuk lebih menikmati Pulau Lengkuas.Jadi kamipun memutuskan untuk menyeberang dari Desa Tanjung Binga mengingat saat itu sudah jam 4 sore.
Tanjung Binga sendiri merupakan sebuah desa nelayan yang wilayah pesisirnya dipenuhi perahu-perahu penangkap ikan. Tapi jangan bayangkan desa nelayan ini sebagai desa yang kotor dan semrawut.Berbeda dengan desa nelayan pada umumnya, desa ini terlihat bersih dengan tanggul-tanggul sepanjang tepian pantainya tempat bersandar perahu-perahu nelayan. Dalam beberapa bulan ke depan, saya rasa desa nelayan ini akan terlihat lebih menarik dengan adanya dermaga yang tengah dibangun menjorok ke laut tersebut.
Dari Desa Tanjung Binga atau Pantai Tanjung Kelayang, pengunjung dapat menyewa perahu motor secara borongan. Artinya berapapun orang yang ikut, ongkos sewanya tetap sama yaitu Rp 400 ribu. Satu perahu bisa memuat 10-15 orang. Ongkos sewapun tidak dibatasi waktu pemakaian. Setidaknya begitu penuturan pemilik perahu yang kami sewa. Mungkin berdasarkan pengalaman, pemilik perahu sudah bisa memperhitungkan berapa maksimal waktu yang dihabiskan rata-rata pengunjung. Karena waktu itu kami datang sekitar pukul 4 sore, saya memperkirakan paling lama kami hanya akan menyewa perahu selama 2,5 jam. Saat berusaha menawar harga, pemilik perahu mengatakan bahwa mau 3 jam atau seharian sewa perahu tetap sama. Tapi dengan sedikit kegigihan, pemilik perahu motor memberikan potongan harga Rp 50 ribu. "Tidak bisa lebih karena saya harus memberi imbalan pada orang yang tadi memberitahu saya kalau ada yang mau menyewa perahu". Saya maklum karena pada saat datang kami langsung bertanya pada seorang penghuni rumah yang berdiri dekat dermaga. Ternyata penghuni rumah tersebut tidak menyewakan perahu dan karenanya memberitahukannya pada pemilik perahu motor yang tinggal beberapa ratus meter dari tempat kami datang. Dan tentunya ada harga yang harus dibayar untuk sebuah informasi.
Kamipun segera bergegas menuju Pulau Lengkuas. Di tengah perjalanan, pengunjung biasanya akan diajak mampir di Pulau Babi yang memiliki pemandangan dan pantai yang menarik. Di pulau itu nampak berdiri sebuah bangunan resort. Sayang sekali kami tidak dapat merapat karena pulau tersebut sedang digunakan sebagai lokasi syuting film The Philosophers. Di pantai nampak beberapa kapal patroli polisi bersandar. Saya berpikir sepenting apa film yang lagi dibuat sampai-sampai dijaga ketat polisi. Akhirnya, kamipun melanjutkan perjalanan ke Pulau Lengkuas.
Â
[caption id="attachment_122597" align="aligncenter" width="630" caption="Pulau Babi, Belitung"]
 Dari Pulau Babi, menara mercusuar yang menjadi ikon Pulau Lengkuas mulai nampak berdiri menjulang. Tapi menara mercusuar bukanlah satu-satunya hal yang menarik di Pulau Lengkuas. Semakin mendekat ke pulau, dasar laut yang dilalui semakin terlihat jelas karena airnya betul-betul bening. Nampak bagian dasar laut didominasi warna putih karena lapisan pasirnya. Dan saat merapat, saya pun terkagum-kagum menyaksikan hamparan pasir putih bersih dikelilingi air bening bergradasi hijau kebiru-biruan. Benar-benar mengagumkan. It's a truly paradise.
[caption id="attachment_122603" align="aligncenter" width="630" caption="Perahu yang membawa pengunjung ke Pulau Lengkuas"]
Begitu turun dari kapal, rasanya saya ingin berguling-guling di hamparan pasir putih dan mencebur ke laut yang airnya begitu bening. Terus terang, ini pertama kalinya saya merasa menemukan perpaduan pasir dan laut yang menawan. Mungkin saya terlalu berlebihan karena sejauh ini baru mengunjungi Pantai Parai di Bangka, Kuta di Bali, Parangtritis, Baron, dan Kukup di Jogja, juga Pantai Panjang di Bengkulu. Belum ada yang seindah ini. Dan di Pulau Belitung sendiri, saya yakin pantai di Pulau Lengkuas ini adalah yang terbaik. Tidak luas memang, tapi tetap saja menawan. Di sekeliling pulau banyak bertebaran batu granit yang menjulang dan terlihat nyaman untuk bermain. Dua perempuan kecil anak pemilik perahu terlihat sangat menikmati berenang di pantai dan berlarian memanjat batu-batu granit yang ada. Beberapa batang pohon kelapa tumbuh menegaskan suasana pantai dengan nyiur melambai. Dan biasanya para pengunjung datang untuk melakukan snorkeling di sekitar wilayah ini. Kedalamannya hanya sekitar 1,5 meter. Menurut seorang teman, kalau hendak mencebur ke laut mesti berhati-hati karena banyak bulu babi di dasarnya. Tapi jangan kuatir, bulu babi itu terlihat jelas di dasar laut berpasir putih karena airnya sangat bening.
Akhirnya saya dapat merasakan Pulau Lengkuas, kebanggaan Belitung. Dan memang benar, belum ke Belitung kalau belum ke Pulau Lengkuas. Selamat berpetualang,, (bersambung).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H