Mohon tunggu...
Ramanda Bima Prayuda
Ramanda Bima Prayuda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Politik, Universitas Negeri Semarang

Mulailah darimana kamu berada, gunakan apa yang kamu punya, dan lakukan apa yang kamu bisa.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Dari Sawah ke Meja Makan: Mengurai Rantai Pasokan dan Politik Harga Beras

15 Februari 2024   17:54 Diperbarui: 22 Februari 2024   07:46 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harga yang diterima petani mungkin lebih rendah karena kebijakan harga yang tidak berpihak kepada petani. Akibatnya, nilai tukar petani (NTP) dapat menjadi jauh lebih rendah. 

Tingkat kesejahteraan petani dapat dilihat melalui indeks NTP, yang merupakan perbandingan harga-harga yang diterima dan dibayarkan petani (Mantau dan Bahtiar, 2010). 

Oleh karena itu, pemerintah harus melaksanakan agenda perlindungan petani dan mendukung kebijakan maupun program jaminan ketersediaan pangan. 

Hal tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaan kebijakan harga perlindungan petani (HPP) dan diplomasi dalam perdagangan internasional. 

Politik harga harus dikelola dengan bijak dan berkelanjutan. Hal tersebut karena pemerintah juga harus memperhatikan keberlanjutan rantai pasokan pangan dan meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat (Nugraha, 2022).

Salah satu tantangan terbesar dalam menjaga stabilitas rantai pasok beras yaitu fluktuasi produksi akibat faktor alam seperti kondisi cuaca ekstrem, bencana alam atau serangan hama, dan penyakit tanaman. 

Faktor-faktor ini sering kali tidak dapat diprediksi secara pasti dan dampaknya terhadap produksi padi bisa sangat signifikan. 

Misalnya musim kemarau yang panjang dan intens dapat menurunkan produksi padi karena kurangnya air irigasi, sedangkan serangan hama seperti hama tanaman atau penyakit seperti hawar daun dapat merusak tanaman padi dalam waktu singkat. 

Selain itu, perubahan iklim global juga meningkatkan risiko bencana alam seperti banjir dan kekeringan yang dapat mengganggu produksi padi di wilayah tertentu. 

Selain faktor alam, faktor ekonomi juga mempengaruhi harga dan ketersediaan beras. Kenaikan harga bahan bakar, biaya transportasi, atau perubahan kebijakan perdagangan dapat mempengaruhi biaya produksi dan distribusi beras. 

Misalnya, kenaikan harga bahan bakar dapat meningkatkan biaya operasional bagi petani dan produsen, yang kemudian tercermin pada harga jual beras ke konsumen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun