Saat dimana kota berubah menjadi sebuah kolam yang mampu menenggelamkan siapapun yang kurang bisa berenang melawan arus pembangunan yang -sekali lagi saya bilang- entah berpihak pada siapa, menenggelamkan para petani saat sawah-sawah harus diratakan dan diganti dengan tumbuh-tumbuhan berupa hotel, perumahan, mall, atau bandara sekalipun.Â
Menenggelamkan kelompok masyarakat dengan dalih relokasi, sampai menenggelamkan yang lainnya. Saat dimana kota menghadapi paradoksnya sendiri. Saat dimana kota berusaha menanggulangi banjir, namun disaat yang sama malah menenggelamkan masyarakat hingga aspek budayanya dengan cara yang lain.
Cover album yang bikin pengen renang!
 Tentang Komposisi dalam Album The Swimmer
Secara sepintas, aroma-aroma The Cinematic Orchestra masih terasa, namun itu tidak jadi masalah, wong jelas si Phil France ikut andil nulis komposisi buat si Cinematic Orchestra, wehehehe, beda ceritanya kalo mau bandingin album Bodysong dari Johny Greenwood.
Itu secara sepintas. Jika kita coba menelusuri 7 track dalam album The Swimmer, saya merasa hanyut dan tenggelam di kedalaman laut yang tenang dan kosong, tanpa ada apapun disana, melayang-layang dengan repetisi dari nada-nada piano yang ia ciptakan. Pengaruh-pengaruh Hans Zimmer dan Brian Eno mulai terasa, saat merasakan album ini lebih menyerupai komposisi-komposisi dalam film scoring, dimana film nya bercerita tentang ketenangan, kesendirian dan kekosongan.
Saya membayangkan mendengar komposisi-komposisi ini pada saat menyelam tanpa menggunakan bantuan tabung oksigen.
Terimakasih untuk albumnya, France!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H