Mohon tunggu...
Mamik Rosita
Mamik Rosita Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Supervisor, Praktisi Pendidikan

Blok ini berisi tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Literasi Dan Numerasi Merupakan Sebuah Keniscayaan

27 Oktober 2021   09:19 Diperbarui: 27 Oktober 2021   09:33 1499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari beberapa hal tersebut, ada sebuah kebutuhan yang mendesak dan mutlak dilaksanakan oleh para praktisi pendidikan di lapangan, antara lain:

1. Melakukan Pembelajaran Literasi dan Numerasi 

AKM merupakan sebuah penilaian. Penilaian adalah proses pengukuran kemampuan siswa untuk mengetahui hasil pembelajaran. Penilaian dalam AKM tidak lepas dari proses pembelajaran. Jika penilaiannya literasi dan Numerasi maka dalam pembelajaran juga harus melibatkan inspirasi literasi dan Numerasi. Strategi pembelajaran literasi dengan berbagai teks multimodal dan menggunakan pengatur grafis yang Beragam hendak ya dilakukan oleh guru di kelas sejak sekarang. Begitu pula pembelajaran numerasi dengan Beragam konteks. 

Namun permasalahannya banyak guru kita yang belum memahami bagaimana implementasi pembelajaran literasi baik pada mapel bahasa Indonesia maupun non bahasa indonesia. Juga guru belum memahami bagaimana cara mengimplementasikan pembelajaran Numerasi, baik pada mata pelajaran Matematika, maupun strategi accross the curriculum pada mata pelajaran mon matematika. Meskipun sebenarnya sudah ada modul dan panduan dari pemerintah, namun guru belum terbiasa mengembangkan diri dengan mempelajari ya secara mandiri. Sedangkan pelatihan masih terbatas. Ini merupakan PR besar bagi pemerintah, dinas pendidikan, kemenag, kepala sekolah dan pengawas. Perlu upaya bersama untuk mensosialisasikan pembelajaran literasi numerasi dan membumikannya pada guru.

2. Guru Harus Mengadaptasi Soal AKM dalam Melaksanakan Penilaian pada Mata Pelajarannya 

AKM literasi dan Numerasi memang tidak berbasis mata pelajaran, namun berbasis Ketrampilan literasi dan Numerasi. Namun konteks dari literasi dan Numerasi itu ada pada semua mata pelajaran. Semua mata pelajaran memberikan konstribusi terhadap sukses AKM. Guru mata pelajaran harus melakukan adaptasi soal AKM didalamx melaksanakan penilaian keseharian di kelasnya, baik bentuk soal, konten teks, process cognitif, konteks pada literasi, maupun domainnya pada numerasi. 

Jika guru membiasakan dengan penilaian yang standar penulisan soal AKM, maka siswa akan terbiasa dengan soal tersebut. Bahkan juga terbiasa dengan proses berpikir di dalam mengerjakannya. Konteks ya tentu saja menyesuaikan dengan konteks mata pelajaran masing- masing. Tidak hanya itu namun. Pengadaptasian soal AKM pada semua mata pelajaran akan memicu pembentukan karakter ingintahu, berpikir kritis dan pemecahan masalah.

Namun permasalahannya tidak semua guru, bahkan sebagian besar guru kita belum memahami bagaimana penulisan soal AKM literasi dan numerasi meskipun sudah ada panduan yang diterbitkan oleh pemerintah. Lagi- lagi kita dihadapkan pada fenomena keterpurukan pada zona aman dan nyaman pada guru- guru kita. Guru kita belum terbiasa dengan cara belajar mencari tahu. Karena itu lagi- lagi ini juga menjadi PR bersama, pemerintah dan para praktisi pendidikan (kepala sekolah dan pengawas). Perlu upaya bersama bagaimana memahamkan guru tentang penulisan AKM literasi numerasi untuk diadaptasikan pada masing- masing mata pelajaran serta bagaimana memantau pelaksanaannya di mata pelajaran.

Penulis yakin, jika hal ini sudah dilaksanakan, maka AKM tahun depan akan lebih baik. Dan akan memunculkan penguatan- penguatan karakter dalam proses pembelajaran dan penilaian, sehingga generasi kita akan tumbuh menjadi generasi yang literat dan numerat, sebagaiman tuntutan di abad 21.ini.

Salam perjuangan untuk pendidikan...!!

(Coretan diatas bus menuju Klaten)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun