Ini adalah falsafah dasar yang harus di pahami oleh manusia sebagai makhluk yang diberi tingkat kecerdasan tinggi. Seluruh makhluk hidup dialam ini dibentuk dari jutaan sel yang berasal dari pertemuan dua sel. Demikian pula dengan manusia. Fase awal kehidupan seorang manusia, mulai dari bertemunya sel telur dan sperma di rahim wanita hingga menjadi seorang bayi, adalah bagian dari sistem alam. Demikian pula saat manusia lahir kedunia. Manusia memerlukan oksigen untuk bernafas. Manusia memerlukan air untuk minum. Manusia memerlukan makanan untuk bertumbuh. Semua disediakan oleh alam. Adalah sebuah kesalahan besar jika manusia memposisikan dirinya berada diluar alam. Itu sama dengan mempunahkan dirinya sendiri. Manusia adalah bagian yang tak terpisahkan dari alam.
2. Membangun sistem yang selaras dengan alam
Manusia adalah makhluk yang dianugrahi kecerdasan oleh Tuhan. Bersamaan dengan anugrahi tersebut, manusia juga diserahi tanggung jawab untuk mengelola bumi dan alam. Dalam mengelola alam, manusia membangun sistem-sistem baru yang bertujuan untuk pemanfaatan alam demi kebutuhan manusia. Jaman dahulu, sistem-sistem yang dibangun manusia masih memiliki keselarasan dengan alam. Namun sejak era revolusi industri, segalanya berubah. Manusia mendominasi alam. Manusia menguasai alam. Hal tersebut mengakibatkan alam menjadi obyek eksploitasi dan penjarahan tak terkendali oleh manusia. Akhirnya munculah masalah ekologi yang dampaknya justru buruk untuk manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, keselarasan sistem pembangunan yang dibangun oleh manusia haruslah selaras dengan sistem alam. Keselarasan itu akan menghasilkan harmoni manusia dengan alam. Keharmonisan tersebut pada hakekatnya bukan saja untuk keseimbangan alam namun juga lebih banyak untuk keselamatan dan kenyamanan hidup  manusia itu sendiri.
3. Alam sebagai pelindung manusia dan manusia sebagai pelindung alam.
Dalam filsafat India hubungan antara alam (Prakriti) dan manusia (Purusha) adalah hubungan saling memelihara. Memelihara alam termasuk didalamnya menjaga, merawat baik-baik, mengolah, menyelamatkan, melindungi dari bahaya (kamus besar bahasa Indonesia). Alam memberikan oksigen, air dan makanan. Â Alam meindungi manusia dari kepunahan. Manusia memelihara alam dengan menjaga keselarasan sistem yang mereka buat seperti reboisasi, daur ulang sampah, konservasi hutan, suitainable development, dan lainnya. Dengan demikian manusia akan melindungi alam dari kerusakan lingkungan, kegagalan sistem lingkungan dan bencana alam.
Dengan memahami alam seperti tersebut diatas, diharapkan manusia dapat melakukan tindakan-tindakan yang selaras dengan alam demi mempertahankan kelangsungan hidupnya di alam ini. Adalah menjadi tanggung jawab kita semua sebagai manusia yang diberi tanggung jawab oleh Tuhan dalam mengelola alam ini, untuk melakukan pengelolaan alam secara baik dan benar demi kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Peran dan dukungan negara negara merupakan kunci dalam mempercepat proses pembangungan kesadaran tersebut dengan sosialisasi dan kebijakan yang diperlukan yang terkait dengan pelestarian alam. Â Â
Alam tidak kejam. Alam tidak bengis. Hanya saja alam itu makhluk Tuhan yang perlu dipahami. Perilaku alam mengikuti sistem yang sudah ditetapkan Tuhan. Kita manusia sebagai makhluk yang dibekali kecerdasan berpikir haruslah mampu memahami perilaku alam. Dengan memahami perilaku alam, manusia seharusnya dapat membangun sebuah sistem yang selaras dengan sistem alam. Keselarasan sistem adalah kata kuncinya. Dengan keselaran sistem tersebut akan menempatkan manusia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari alam. Kenyamanan hidup dan keberlangsungan ras manusia adalah sangat bergantung dari seberapa dalam dan seberapa luas pemahaman manusia terhadap alam. Alam tidak kejam, alam hanya menjaga keseimbangannya, alam hanya mempertahankan kondisinya. Alam hanya ingin dipahami manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H