Mohon tunggu...
Difai Sdn
Difai Sdn Mohon Tunggu... Auditor - Time Traveller

Independent Party

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Tips Mendaki Gunung bagi Anda yang Tak Lagi Muda

2 Agustus 2016   08:46 Diperbarui: 2 Agustus 2016   18:22 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yuichiro Miura. Sumber: www.nationalgeographic.co.id

  • Melangkah yang Stabil
    Usahakanlah stabil dalam melangkah dengan langkah yang tidak terlalu lebar. Langkah yang stabil dapat mencegah lutut sakit dan akan memberikan ritme yang baik untuk mempertahankan stamina tubuh. Gunakan irama yang tetap selama perjalanan. Misalnya menggunakan formasi 15:2, artinya setiap berjalan 15 menit, istirahat 2 menit. Menggunakan irama yang konstan banyak membantu tubuh untuk melakukan manajemen energi.

  • Istirahat Jika Lelah, Jangan Memaksakan Diri
    Kebanyakan pendaki terlalu ingin cepat tiba di tujuan sehingga mengabaikan sinyal dari tubuh. Tubuh yang lelah biasanya akan memberikan sinyal-sinyal tertentu seperti bibir kering, pikiran kosong, rasa lapar dan haus, kepala pusing, pandangan mata menjadi kabur, dan emosi tidak stabil. Jika kita merasakan hal tersebut, upayakan untuk beristirahat.

  • Minum secara Teratur dan Sering
    Pilihlah minuman yang segar seperti air putih namun sekaligus memiliki kandungan energi. Hal ini diperlukan untuk mencegah dehidrasi. Panas tubuh akibat kegiatan pendakian dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan akibat penguapan yang berlebihan. Minumlah sesering mungkin untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Hindari minum kopi saat pendakian karena kafein akan dapat meningkatkan output cairan urin serta meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Hal ini dapat berakibat buruk bagi pendaki usia di atas 40 tahun. Hindari pula minuman beralkohol karena merupakan sumber dehidrasi dan dapat menurunkan nafsu makan. Jangan minum secara berlebihan. Minumlah sedikit air untuk membasahi kerongkongan.

  • Bermalam di Atas Gunung
    Jika kita bermalam di atas gunung, usahakanlah membuka tenda di tempat yang tidak berangin. Seperti di rimbunan perdu atau di balik cerukan tebing. Hal ini bermanfaat untuk mengurangi dingin akibat tiupan angin gunung. Pendaki usia di atas 40 tahun memiliki kulit yang lebih tipis. Oleh karena itu disarankan menggunakan baju berlapis disertai jaket saat tidur. Gunakan baju yang kering saat tidur. Jangan sekali-kali menggunakan baju basah karena akan meningkatkan resiko hipotermia.

  • Bernafas dengan Teratur
    Jika sudah mendekati puncak gunung, kandungan oksigen akan semakin berkurang. Usahakan untuk bernafas pelan tapi dalam. Hal ini berguna untuk menjaga suplai oksigen ke dalam otak. Hindari nafas yang terengah-engah. Bagi yang memiliki penyakit asma, jangan lupa membawa obat-obatan yang disarankan oleh dokter.

  • Doa
    Doa akan menguatkan semangat kita. Doa akan melindungi kita dari segala bahaya yang mendekati kita. Doa dapat meningkatkan kekuatan mental, mengurangi tingkat stress dan menurunkan kadar emosional. Doa juga akan membawa keberkahan dalam perjalanan kita.
  • Mendaki gunung adalah sebuah kegiatan yang menyenangkan. Apalagi dilakukan bersama-sama dengan teman-teman. Usia bukanlah penghalang kita untuk mendaki gunung. Walaupun usia di atas 40 tahun memiliki risiko yang tinggi untuk mendaki, namun dengan persiapan yang matang, pelatihan yang cukup, kontrol diri yang baik selama perjalanan serta iringan doa yang khusuk, akan membuat pendakian kita menjadi sesuatu yang istimewa, sesuatu yang dapat meningkatkan kepercayaan diri kita, sesuatu yang akan membuka pikiran kita bahwa di usia di atas 40 tahun, masih banyak yang dapat kita lakukan.

    Tidak ada kata tua untuk impian. Tidak ada kata tua untuk melakukan suatu hal yang berguna. Mendaki gunung bukanlah masalah kekuatan fisik. Mendaki gunung bukanlah perkara penaklukan. Mendaki gunung adalah potret kehidupan. Mendaki gunung adalah pemahaman keberadaan diri atas Ilahi.

    Sumber:

    Elizabeth B. Hurlock, Development Psychology, 1980
    Energy expenditure comparison between walking and running in average fitness individuals, California State University, 2005
    American Academy of Orthopaedic Surgeons (www.aaos.org)
    www.nationalgeographic.co.id
    Wikipedia

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
    Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun