Mohon tunggu...
Prima Trisna Aji
Prima Trisna Aji Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Spesialis Medikal Bedah S3 PhD Lincoln College University Malaysia

Dosen Spesialis Medikal Bedah S3 PhD Lincoln College University Malaysia

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Cara Mengatasi Anak yang Tantrum Secara Efektif

9 Maret 2024   16:39 Diperbarui: 9 Maret 2024   16:52 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak tantrum sebenarnya mereka hanya memerlukan perhatian/Foto : Hallo Doc

Tantrum pada anak terjadi ketika anak mengekspresikan emosinya dengan menangis keras, berguling-guling, atau melempar barang. Para ibu tentu merasa bingung dan stres ketika menghadapi situasi seperti itu.

Namun jangan khawatir,  ada beberapa cara mudah mengatasi anak tantrum. Tantrum biasanya terjadi pada anak usia 1 hingga 4 tahun. Tantrum pada anak umumnya disebabkan oleh terbatasnya kemampuan verbal anak dalam mengekspresikan emosi.

Akibatnya anak mengekspresikan emosinya dengan berkelahi, berteriak, menangis, membentak, memukul-mukul tanah dengan kaki dan tangan, serta menghentakkan kaki. Selain itu, tantrum juga bisa menjadi sarana anak untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Cara mengatasi tantrum pada anak Tantrum pada anak sebaiknya tidak dilanjutkan karena dapat menjadi kebiasaan yang buruk dan mempengaruhi perkembangannya di kemudian hari.

Oleh karena itu, para ibu perlu mengetahui cara mengatasi tantrum pada anak. Berikut  cara mengatasi atau menghentikan tantrum yang perlu Anda ketahui.

Tenang Melihat anak Anda berteriak, menangis, dan berguling-guling di lantai saat sedang tantrum, sungguh membuat Anda panik, khawatir, dan membuat orang merasa tidak nyaman. Namun, Anda harus dengan terampil menghilangkan perasaan itu. Ibu perlu menenangkan diri.

Cobalah  mengajak anak mengobrol atau mengajaknya ke tempat yang tenang untuk menenangkan emosinya. Jika seorang ibu mengambil sikap seperti itu, maka akan lebih mudah menghadapi tantrum anaknya.

Jadi jangan menghadapinya dengan membentak anak Anda atau memaksanya menghentikan amarahnya. Oleh karena itu, untuk mengatasinya, ibu perlu mengetahui penyebab anak tantrumnya agar dapat segera meredakannya.

Setelah kita memindahkan anak Anda ke tempat yang tenang, tanyakan  mengapa ia menangis atau marah. Mungkin Anda lelah karena bepergian dan Anda lapar atau mengantuk.

Tentu saja, jika ini penyebabnya, Anda dapat mengatasi masalah tersebut dengan mengajak anak Anda makan malam atau membiarkannya beristirahat begitu Anda tiba di rumah. Jadi ajaklah si kecil untuk berbicara.

Distraksi Jika si kecil mengamuk karena menginginkan sesuatu, ucapkan mainan, cobalah membelikannya mainan dan menenangkannya daripada menuruti keinginannya. Cara ini hanya akan menjadi senjata untuk mendapatkan apa yang diinginkannya di masa depan.

Para ibu disarankan untuk mengalihkan perhatian anak-anaknya yang masih kecil karena mereka mudah lupa atau tertarik pada hal-hal baru. Saat anak berteriak, marah, atau rewel, ibu bisa memberinya mainan yang sudah lama tidak dimainkannya atau memberinya camilan kesukaannya.

Jangan memukul anak kita.  Kalau anakmu sedang mengamuk, jangan memukul atau mencubitnya. Sebaliknya, berikan pelukan atau ciuman pada anak Anda untuk menghiburnya.

Pelukan dan ciuman tak hanya menenangkan, tapi juga tanda bahwa Anda memang peduli padanya, membuatnya merasa aman, dan menyayanginya. Meski cara-cara mengatasi tantrum pada anak  sudah dipraktikkan, namun jika Anda masih  kesulitan mengatasi anak kecil, tidak ada salahnya  berkonsultasi ke dokter.

Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji menyampaikan bahwa anak tantrum sebenarnya adalah anak tersebut memerlukan perhatian yang lebih. Jadi kita tidak boleh membentak anak Ketika tantrum.

"Sebenarnya dalam teori pada anak yang tantrum mereka memerlukan minta perhatian yang lebih, jadi kita jangan sampai membentak mereka dikarenakan psikologis mereka bisa terkena dan akan mengalami trauma", Ucap Prima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun