Mohon tunggu...
Prima Trisna Aji
Prima Trisna Aji Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Spesialis Medikal Bedah S3 PhD Lincoln College University Malaysia

Dosen Spesialis Medikal Bedah S3 PhD Lincoln College University Malaysia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terapi Murah yang Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi

3 Januari 2024   20:06 Diperbarui: 3 Januari 2024   20:37 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terapi Jalan Kaki merupakan salah satu terapi  Murah bagi Penderita Hipertensi untuk menurunkan tensi tinggi/Foto : Pexels

Solo -- Masalah yang kompleks saat ini bagi penderita hipertensi adalah malasnya mereka dalam memeriksakan tekanan darah. Padahal kunci utama dalam mengontrol tekanan darah pasien hipertensi adalah pengecekan tekanan darah secara berkala.

Apabila tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi dibiarkan, maka akan bisa menimbulkan komplikasi hipertensi yang lebih serius. Seperti : Serangan jantung, Diabetes Mellitus, Stroke dan kematian mendadak.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut, maka muncullah banyak sekali penelitian non farmakologis untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Salah satunya seperti terapi yang ditemukan oleh Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji tentang terapi jalan kaki 100 meter pada penderita Hipertensi.

Jalan kaki merupakan salah satu aktivitas dimana anggota gerak badan yaitu kaki dan tangan bergerak untuk menghasilkan topangan gerakan. Banyak sekali orang yang tidak mengetahui manfaat dari jalan kaki untuk kesehatan, sehingga banyak orang lebih memilih melakukan aktivitas dengan menggunakan kendaraan meskipun jarak cukup dekat dan bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Terapi jalan kaki merupakan terapi yang mudah dilakukan oleh siapapun serta tidak memerlukan alat yang mahal. Selain itu jalan kaki juga tidak memiliki efek samping dari terapi tersebut.

Jalan kaki tidak boleh terlalu lama dilakukan pada pasien yang memiliki riwayat penyakit jantung, penyakit stroke, masa pemulihan penyakit, sehabis menjalani rawat inap dirumah sakit dan pasien yang memiliki faktor kontra indikasi terhadap jalan kaki.

Bagi masyarakat yang mempunyai aktivitas yang sangat sibuk, tentu aktivitas jalan kaki adalah olahraga yang bisa dilakukan dan menghemat waktu.

Waktu yang ideal melakukan terapi jalan kaki adalah diwaktu pagi hari dilakukan selama 15 -- 20 menit selama empat hari berturut -- turut. Menurut penelitian apabila dilakukan secara rutin bisa menurunkan tekanan darah sekitar 15 mmHg.

Sedangkan studi lain yang meneliti tentang aktivitas jalan kaki dari Australia menunjukkan bahwa terapi Jalan kaki selama 30 menit dipagi hari bisa menurunkan tekanan darah sebanyak 3,4 /0,8 mmHg. Angka 3,4 mmHg yang dimaksud adalah angka pada tekanan darah sistolik, sedangkan angka 0,8 mmHg adalah tekanan darah diastolik.

Jenis terapi jalan kaki pada penderita hipertensi antara lain : Six minute walking test, jalan kaki cepat dan jalan kaki lambat.

Kontra indikasi terapi jalan kaki adalah pada pasien yang mengalami krisis hipertensi. Krisis hipertensi sendiri merupakan suatu kondisi tekanan darah pada manusia mengalami tekanan diatas 220 mmHg.

Pada pasien yang mengalami krisis hipertensi tidak dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik yang berlebihan.

Dosen Spesialis Medikal Bedah yaitu "Prima Trisna Aji" dalam teorinya menyampaikan bahwa Terapi Jalan kaki merupakan salah satu terapi murah untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi, dikarenakan selain olahraga maka pada pembuluh darah penderita akan mengalami vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah. Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji menganjurkan supaya penderita hipertensi aktif menjalankan terapi jalan kaki untuk mengontrol tekanan darahnya.

"Terapi jalan kaki bagi penderita hipertensi sangat bagus dilakukan, tetapi hal yang perlu diperhatikan adalah tidak boleh berlebihan sehingga terlalu capek. Dikarenakan kalau terlalu capek malah akan memicu pengeluaran hormon kortisol yang berlebihan didalam tubuh", Ucap Prima.

Kita ketahui hormon kortisol yang berlebihan bisa memicu stres yang tinggi serta peningkatan tekanan darah. *Red

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun