Ilustrasi dengan gaji UMR
Sebagai ilustrasi, misalnya Anda memiliki gaji UMR (Upah Minimum Regional). Setiap awal bulan, tepatnya pada tanggal 1, Anda secara disiplin menyisihkan sebagian dari gaji tersebut ke RDN (Rekening Dana Nasabah) di perusahaan sekuritas yang telah Anda pilih. Dana tersebut digunakan sebagai anggaran untuk membeli saham, yang dilakukan setiap tanggal 1 tanpa memperhatikan berapa pun harga pasar saham pada saat itu. Sebagai contoh, jika Anda memiliki anggaran Rp1 juta per bulan untuk investasi saham, belanjakan Rp500 ribu di bulan pertama. Jika harga saham turun di bulan kedua, gunakan seluruh Rp1 juta anggaran bulan tersebut untuk membeli saham lebih banyak. Sebaliknya, jika harga naik, tetap belanjakan Rp500 ribu saja dan simpan sisanya. Sisa dana yang belum terpakai dapat dialokasikan sebagai akumulasi cadangan untuk membeli saham saat harga turun lebih rendah dari pembelian sebelumnya dan masih di bawah rata-rata harga portofolio Anda. Dalam kondisi penurunan harga tersebut, Anda dapat memanfaatkan 70% hingga 80% dari akumulasi dana cadangan untuk membeli saham tambahan dan mendapatkan perolehan jumlah lot saham yang lebih banyak ketimbang Ketika dibeli saat harga pasar saham sedang mahal. Bahkan, jika pasar mengalami penurunan tajam (crash), Anda dapat menggunakan hingga 90% atau lebih dari akumulasi dana cadangan yang tersedia pada bulan tersebut untuk memaksimalkan peluang investasi. Namun, pastikan Anda siap dengan risiko yang lebih besar dan tetap mengelola alokasi dana cadangan dengan bijak
Memilih Saham yang Tepat untuk Tabungan Saham Anda
Saham yang baik untuk ditabung biasanya memiliki karakteristik berikut:
Kinerja Keuangan Solid
Cari perusahaan dengan pendapatan stabil, margin laba tinggi, dan utang rendah. Saham yang rajin membagikan dividen juga menjadi nilai tambah. Bagi pemula, pilihan termudah bisa memulai dengan saham blue-chip.
Valuasi Masuk Akal
Hindari saham yang terlalu mahal dibandingkan dengan kinerjanya. Pilih saham yang undervalued atau setidaknya memiliki valuasi wajar sesuai dengan potensi bisnisnya. Pastikan juga saham tersebut menunjukkan tren harga naik (uptrend) dalam jangka Panjang sebagai tanda kepercayaan pasar terhadap kinerja perusahaan.
Sektor yang Stabil
Saham di sektor konsumer, kesehatan, atau utilitas biasanya lebih tahan terhadap fluktuasi ekonomi.
Bolehkah Mengambil Keuntungan di Tengah Perjalanan Menabung Saham?
Menabung saham dengan DCA memang bertujuan untuk investasi jangka panjang, tetapi bukan berarti Anda tidak bisa mengambil keuntungan di tengah perjalanan. Ketika harga saham telah mencapai target, pasar terasa overvalued, atau Anda membutuhkan dana mendesak, Anda bisa mempertimbangkan untuk menjual sebagian saham. Anda dapat menjual 25%-50% saham untuk mengamankan keuntungan, sambil tetap mempertahankan sebagian saham jika prospek perusahaan masih menjanjikan. Hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk diversifikasi investasi atau membeli saham lainnya saat harga turun. Namun, pastikan pengambilan keuntungan ini tidak mengganggu tujuan investasi jangka panjang Anda. Pertimbangkan risiko dan dampaknya terhadap rencana keuangan Anda secara keseluruhan agar strategi ini memberikan manfaat optimal.
Diversifikasi untuk Mengurangi Risiko
Jika alokasi dana tabungan saham Anda sudah cukup besar dan memungkinkan untuk diversifikasi, hindari menempatkan dana hanya pada satu perusahaan atau sektor. Diversifikasikan portofolio Anda dengan memilih saham dari berbagai sektor agar lebih siap menghadapi berbagai kondisi pasar. Dengan strategi ini, risiko kerugian dapat diminimalkan, sekaligus memberikan peluang untuk memaksimalkan keuntungan.