Mohon tunggu...
Ruaida
Ruaida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Psikologi Universitas Andalas

Tertarik dengan isu kesehatan mental

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Relasi Keluarga dan Dukungan Emosional terhadap Longevity pada Lansia

24 Juni 2024   23:10 Diperbarui: 24 Juni 2024   23:17 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dukungan Sosial-emosional dan Kesehatan Fisik

Dukungan emosional tidak hanya berdampak pada kesehatan mental tetapi juga pada kesehatan fisik. Uchino et al. (2018) menemukan bahwa dukungan emosional yang baik berhubungan dengan tekanan darah yang lebih rendah, fungsi kardiovaskular yang lebih baik, dan penurunan risiko penyakit kronis pada lansia. Dukungan sosial dari keluarga juga dapat mendorong lansia untuk tetap aktif secara fisik. Lansia yang menerima dukungan sosial cenderung lebih aktif secara fisik, yang berkontribusi pada kesehatan yang lebih baik dan berusia panjang (Zunzunegui et al., 2017).

Dukungan Sosial-emosional dan Kualitas Hidup

Dukungan emosional berhubungan dengan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. Dukungan ini berhubungan positif dengan kualitas hidup lansia, termasuk aspek-aspek seperti kebahagiaan, kepuasan hidup, dan kesejahteraan psikologis (Pinquart & Sörensen, 2018). Dukungan emosional juga penting dalam pengasuhan jangka panjang lansia. Sebuah studi oleh Schulz et al. (2020) menunjukkan bahwa dukungan emosional dari keluarga dapat membantu mengurangi beban caregiving dan meningkatkan kesejahteraan lansia yang menerima perawatan.

Dapat disimpulkan bahwa relasi keluarga dan dukungan emosional merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi longevity pada lansia. Hubungan yang kuat dengan anggota keluarga dan adanya dukungan emosional yang memadai dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, mengurangi stres, dan memberikan rasa tujuan hidup yang lebih jelas. Dengan demikian, membangun dan mempertahankan relasi keluarga yang sehat serta memberikan dukungan emosional yang konsisten dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia harapan hidup pada lansia.

Sumber:

Holt-Lunstad, J., Smith, T. B., Baker, M., Harris, T., & Stephenson, D. (2020). Loneliness and social isolation as risk factors for mortality: A meta-analytic review. Perspectives on Psychological Science, 15(4), 107-129.

Lu, W., Hu, Y., & Trespalacios, J. (2017). Grandparent caregiving and mortality: Evidence from a national representative study. Social Science & Medicine, 179, 220-227.

Park, N. S., Jang, Y., Lee, B. S., & Chiriboga, D. A. (2019). The relation between culture and health among older adults: A comparative study of Korean American and European American elders. Aging & Mental Health, 23(6), 720-728.

Pinquart, M., & Sörensen, S. (2018). Influences on loneliness in older adults: A meta-analysis. Basic and Applied Social Psychology, 30(2), 135-143.

Schulz, R., Beach, S. R., Czaja, S. J., Martire, L. M., & Monin, J. K. (2020). Family caregiving for older adults. Annual Review of Psychology, 71, 635-659.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun