Metode sterilisasi suhu rendah dengan mengadopsi kimia berjenis etilen oksida dengan paparan kontaminasi selama 3 jam. Metode ini akan mengakibatkan kuman dan sporanya dipastikan mati. Keduanya memang berbeda dalam cara kerja namun satu tujuan hasil akhir adalah steril.
Alat-alat kesehatan yang dilakukan sterilisasi dengan teknik suhu tinggi adalah alat-alat yang tahan panas contohnya instrumen gunting-gunting jahitan dan untuk perawatan muka misalnya pinset dan sebagainya
Sedangkan untuk alat yang tidak tahan panas maka CSSD RSKO Jakarta menggunakan teknik suhu rendah. Untuk alat-alat yang tidak tahan panas ini biasanya yang terbuat dari bahan nelaton atau seperti karet contohnya adalah pipa tubing-tubing untuk alat bantu ventilator pernapasan dan adapula kabel-kabel Wayer EEG.
-----------------------------------
Sambil tersenyum Bapak Arief mengingatkan kepada penulis, dalam dunia kesehatan setiap kegiatan layanan kesehatan menggunakan alat kesehatan harus disteril.Â
CSSD RSKO Jakarta melakukan pemilahan dengan menggunakan kriteria spalding. Pertama ada alat yang masuk kategori non kritis yang hanya kontak dengan permukaan tubuh luar pasien. Bagi yang tidak terkait dengan cairan tubuh ini tidak perlu di steril.
Alat semi kritis ialah alat yang kontak dengan mukosa pasien misalnya bagian mulut. Namun bila tidak kontak dengan cara ini cukup didesinfektan saja. Sedangkan alat yang kontak dengan cairan tubuh misalnya darah dan sebagainya ini masuk kategori alat kritis alat ini wajib disterilisasi secara absolut.
Konsekuensi dari teknik sterilisasi absolut adalah karena baik metode suhu tinggi maupun suhu rendah keduanya sama-sama menggunakan alat canggih dan mahal. Sterilisasi menggunakan standarisasi ketat di penjuru dunia termasuk yang dilaksanakan di RSKO Jakarta. Bila sterlisasi ini diabaikan kontaminasi dari pasien satu ke pasien yang lainnya dapat terjadi.
Pilihlah fasilitas kesehatan (Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas) yang telah menggunakan standar Sterilisasi yang baik agar tercegah infeksi.
Penulis : Andri M
Nara Sumber : Mohammad Arief Hidayat, SKep., RN