Mohon tunggu...
riska aulia musdhayanti
riska aulia musdhayanti Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Orang Bilang "Enak Ya"

12 November 2024   07:48 Diperbarui: 12 November 2024   07:59 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sampainya selesai acara pengumuman kelulusan tersebut ia pulang dengan tergesa-gesa mengumumkan kepada orangtuanya perasaan terharu pun muncul ketika mereka tau bahwa gadis kesayangannya menjadi lulusan terbaik di SMA favoritnya.

Setelah beberapa waktu berlalu ia yang sudah  mencoba mendaftarkan diri ke kampus terbaik di Indonesia dengan jurusan psikologi dan akhirnya ia di terima di tempat impiannya itu. Menjalani hari-harinya dengan semangat untuk membuktikan kepada semua bisikan yang dulunya di terimanya, semua halangan yang masuk di pikirannya sekarang ia taklukkan dengan tatapan mata orang tuanya yang sudah tidak menginjak usia muda lagi harapan besarnya orangtuanya hanya ingin melihat ia sukses dengan sebaik mungkin.

 Waktu terus berjalan dengan penuh kekhawatiran menjalaninya, di saat semua perasaan tidak enaknya ketika ia yang sedang tenang menenangkan pikiran buruknya tiba-tiba ia mendapatkan kabar yang membuat sekujur tubuhnya lemas. Benar semua kekhawatirannya pun terjadi wanita yang di jadikan pusat keberaniannya itu telah menghembuskan nafas terakhirnya. Saat semua sudah di persiapkan untuk menjalani sidang kelulusannya seketika itu hancur orang yang ia harapkan melihatnya menjadi wisudawan terbaik saat itu sudah tidak ada di kehidupannya.

Dengan perasaan yang sangat kacau ia pun berjalan menuju pemakaman sang wanita yang sangat ia cintai. Setelah pulang dari pemakaman tersebut ia merasakan hampa yang sangat tidak di harapkan terjadi, kesedihan itu tidak berlangsung lama karena ia masih harus berjuang menjadi yang terbaik.

 “tuhan tolong lapangkan hatiku, tolong kuatkan aku tuhan masih ada pria yang sangatku cintai, tuhan masih ada pria yang sangat menaruh harapan besar kepadaku tuhan, mama juga harus bangga melihat aku di sana tuhan...” katanya dengan memendam kesedihan yang di rasakannya sendiri.

Semua kesedihannya sudah di hanyutkan dengan semangat menjadi lulusan terbaik. Pagi itu ia kembali ke kampus untuk menjalankan sidang kelulusan. Setelah tiba perlahan kaki kecilnya itu sampai di depan pintu masuk ruangan sidang kelulusan itu. Setelah ia keluar dari ruangan yang mencekam itu ia sangat bersyukur dengan keberhasilannya menghadapi semua rintangan yang selama ini ia dapatkan. Sidang kelulusannya berjalan dengan lancar.

 Dengan singkat waktu di acara wisuda yang ia nanti-nantikan sejak pertama kali menginjakkan kaki kecilnya di kampus impiannya tersebut dengan pengumuman bangga yang tiba-tiba terulang kembali, ia kembali menjadi lulusan terbaik di tahun itu. 

Dengan perasaan sedih akan harapan mamanya yang ingin sekali melihat putri cantiknya menjadi lulusan terbaik, ayahnya yang hadir di kala itu sangat terharu seakan tak bisa menahan haru ketika putri yang ia ketahui memikul berat harapannya itu berhasil mencapai puncak keberhasilan yang hebat.

Dengan perasaan yang sedih ia mulai memeluk pria yang sangat ia jadikan alasannya untuk kuat, dengan pelukan yang penuh kasih sayang ia berkata di dalam hatinya “mama aku berhasil menjadi yang kau inginkan semoga mama senang ya di sana aku di sini akan banggain papa di setiap kemampuan ku”. 

Semua perasaannya yang sedih seketika itu mulai perlahan memudar sedikit demi sedikit. Ia mulai mengawali harinya dengan baik, membuktikan kepada bisikkan yang ia dapat dengan keberhasilan yang di perolehnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun