Mohon tunggu...
Riski Rosalie
Riski Rosalie Mohon Tunggu... Freelancer - Listen, Keep, Write it Down

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sunyi di Pelupuk Jiwa

7 Desember 2020   16:52 Diperbarui: 7 Desember 2020   16:55 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di semua titik jenuh yang menyapa di puncak malam

Datang berdenging usai matahari terbenam

Membuka kembali pintu yang mengunci roh-roh pelemah

Dan belai tangan-tangan kotornya menjatuhkan asa

Bila dapat kau dengar keriuhan jalanan ibu kota, tersenyumlah

Sebab sayup pun tak sampai kepadaku

Tak ada yang menggerakan jiwaku yang sayu

Dan tak seorang pun kini berbicara hati ke hati di atas ranjang

Aku seperti diselubungi jarak yang abadi

Dalam telanjang pun tak dapat kurasakan tubuhku terbuka

Air yang guyur membasahi kulit lalu dan berlalu

Aku sungguh sendiri, dipenjarakan kehilangan seseorang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun