Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Obrolan di Warung Kopi, Kapala Polisi Tidak Pakai Sepatu

24 September 2024   08:22 Diperbarui: 24 September 2024   13:16 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Aslinews

Pagi itu udara dingin dan berkabut tidak menyurutkan minat para penggemar kopi untuk berkunjung ke warung kopi satu satunya di ujung jalan desa.  Warung ini memang favorit karena disamping harga murah meriah, bisa ngutang kalau lagi tanggal tua.

Warung kopi ini memang jauh dari mewah, dengan lantai tanah dan bangku panjang kayu menambah kenikmatan tersendiri bagi pengunjungnya.

Tidak terkecuali Ujang  dan Mamat yang merupakan pengunjung setia dengan sarungnya yang khas duduk di bangku kayu panjang sambil mengangkat satu kakinya  menikmati kopi panas dan pisang goreng yang baru saja diangkat dari penggorengan.  Sambil menikmati hidangan yang sederhana  tapi membuat mereka ketagihan  ini,  mereka mulai ngobrol ngalor ngidul.

Kedua sahabat kental ini memang hobi mendiskusikan politik dan berbagai masalah bangsa, sehingga keduanya dikenal  sebagai pengamat politik amatir di desanya.

Pagi ini mereka berdua terlihat sangat serius membicarakan kesejahteraan polisi sebagai abdi negara yang seharusnya mendapatkan gaji yang cukup agar dapat berkonsentrasi pada pekerjaan tanpa terpecah perhatiannya memikirkan masalah keuangan rumah tangga.

Mamat : "Jang tadi malam aku  melihat dan mendengar berita di TV kalau kesejahteraan Polisi masih belum sesuai harapan apalagi di wilayah yang terpencil"

Ujang : " ah gak benar itu Mat, kan sekarang ini kesejahteraan polisi sudah jauh lebih baik Mat"

Mamat : " iya bener Jang, saking prihatinnya Kepala Polisi  di salah satu wilayah terpencil katanya kalau upacara tidak pakai sepatu"

Ujang  :' ah  yang bener saja Mat, di daerah mana itu  Mat?"

Mamat : " pokoknya di salah satu wilayah terpencil"

Ujang :"ah Mat kamu jangan sembarangan menyebar berita bohong seperti ini kalau kamu tidak tau apa yang sebenarnya terjadi"

Mamat :" bener Jang, ini sangat serius sekali, membuat aku juga sampai tidak bisa tidur memikirkannya" ujang Mamat dengan raut wajah yang sangat serius.

Ujang :"Kasihan juga ya Mat, mestinya sebagai abdi negara di garda depan dipikirkan kesejahterannya Mat".

Entah apa yang sedang dipikirkan Mamat, setelah mendengar komentar lawan debatnya ini dia mulai tersenyum

Ujang :"Mat kamu sungguh keterlauan, kenapa kamu senyum senyum padahal kan masalah ini sangat serius dan tidak seharusnya terjadi dan kita sebagai bagian dari masyarakat harusnya ikut memperjuangkannya". Ujar ujang berapi api.

Mendengar komentar ini Mamat tambah senyum lagi dan menahan ketawanya.

Setelah tidak kuat menahan ketawanya akhirnya Mamat buka suara lagi

Mamat " iya lah Jang. Sudah benar itu beritanya, kan Kepala Polisi kalau upacara tidak pakai Sepatu, kan Kepala Polisinya kalau upacara  pakai topi.  Kebayang gak kamu kalau Kepala Polisi pakai Sepatu di kepalanya? "

Mamat tertawa terpingkal pingkal dan bangga sekali mengalahkan lawan debatnya Ujang yang selama  ini selalu mengalahkan dirinya.

Ujang  yang memerah  mukanya  nyeletuk :" sialan kamu Mat, aku pikir tadi mau serius, kamu ngerjain aku  ya"

Saking jenggelnya Ujang berujar :" dasar kamu Mat, bayar tuh utang kamu ke pemilik warung kopi, utang kamu kan jauh lebih banyak dari saku tau ! "

Sambil menaikkan sarungnya yang sudah  mulai melorot karena dikerjain Mamat, Ujang langsung  kabur meninggalkan warung kopi dengan wajah kesal.

Sementara itu  ... Mamat  dengan santainya menyeruput sisa kopinya sambil menghisap sisa rokoknya dan mengangkat satu kakinya ke kursi kayu melanjutkan menikmati hidupnya yang penuh damai sambil  berusaha melupakan sesaat utangnya  pada pemilik warung kopi yang semakin menumpuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun