Minggu ini cerita tragis terkait kelangsungan profesi jurnalis sains yang menunju ambang kematian akibat keberadaan AI dalam memuat artikel ilmiahnya tanpa mengandalkan lagi kontributor penulisnya mejadi berita hangat.
Apa yang terjadi di majalah sains Cosmos di Australia ini menuai kritik pedas dari berbagai kalangan dan juga para pionir pendiri salah satu majalah sains ternama di dunia ini.
Secara tradisi majalah yang kini dibawah kendali CSIRO yang merupakan Lembaga penelitian terbesar di Australia yang menghasilkan artikel ilmiah yang ditulis oleh penulis sains berdasarkan hasil penelitian dan penelusuran Pustaka yang sahih.
Namun dengan menggunakan hibah Walkley Foundation, majalah sains ini akhirnya memutuskan untuk membangun "layanan AI khusus" guna menghasilkan artikel untuk situs webnya.
Tidak hanya membahayakan keberadaan jurnalis yang berujung pada pemutusan kontrak kerja, layanan AI ini juga tersangkut hak cipta karena menghasilkan artikel tanpa berkonsultasi dan mendapat izin dari para kontributor.
Tidak pelak lagi, keputusan majalah sains populer Australia Cosmos yang menggunakan hibah Walkley Foundation untuk menerbitkan artikel yang dihasilkan dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI) menuai kritik dari kontributor dan mantan editornya sendiri.
Peran layanan AI dalam menghasilkan artikel ilmiah populer dinilai merusak karya jurnalistik yang tentu saja menimbulkan keresahan yang luar biasa di kalangan jurnalis.
Kebijakan drastis majalah ilmiah Cosmos ini tidak terlepas dari kesulitan keuangan yang dialaminya setelah berkarya selama 20 tahun. Walaupun majalah ilmiah Cosmos memiliki reputasi yang sangat luar biasa dengan memenangkan berbagai penghargaan, akibat kesulitan keuangan ini harus memberhentikan separuh dari staf yang dimilikinya.
Di tengah kesulitan inilah tampaknya majalah Cosmos memutuskan untuk menghasilkan artikel berbasis layanan AI dengan berbagai topik yang sedang diminati seperti black hole dan penyerapan karbon.
Pada setiap artikel yang dihasilkan AI di awal artikelnya disebutkan bahwa artikel tersebut dibuat dengan bantuan layanan AI. Dalam hal ini AI mengolah informasi dari lebih 15.000 artikel yang telah dihasilkan, jutaan berita dan fitur sains lainnya untuk menghasilkan konten.Â