Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Meroketnya Kasus HIV di Kalangan Generasi Z Filipina

8 Juli 2024   07:13 Diperbarui: 8 Juli 2024   14:04 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi HIV/AIDS (Sumber ilustrasi: sthinkstock/vchal via KOMPAS.com)

Filipina merupakan salah satu negara yang tingkat test HIV nya terendah di dunia karena berbagai faktor, namun faktor sigma negatif merupakan salah satunya yang dominan.

Kondisi seperti ini memang tidak menguntungkan karena ibarat api dalam sekam kasus ini akan muncul ke permukaan.

Angka kasus baru HIV di tahun 2012 yang hanya 9 orang tampaknya merupakan angka yang terdeteksi saja, namun diperkirakan angka yang sebenarnya jauh lebih besar. Sehingga tidak heran jika kasus HIV yang tercatat di kementerian kesehatan Philipina meningkat lebih dari 400%.

Hal yang paling mengkhawatirkan adalah peningkatan 75 % dari kasus HIV yang dilaporkan peningkatan yang paling tajam ada di kelompok generasi Z dan 40 % kasus ini terjadi pada kisaran usia 14-24 tahun.

Dalam satu kasus pemuda berusia 22 tahun dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya sangat parah dan terdeteksi terjangkit HIV tanpa diketahuinya. 

Pemuda ini sejak umur 13 tahun sudah mempraktekkan sex bebas di desanya dan menurut pengakuannya telah berhubungan sex dengan sekitar 30 orang.

Sebagai informasi virus HIV yang ditularkan darah, air mani, cairan vagina, ASI atau lendir dubur ini jika tidak ditangani dan diobati maka akan berkembang menjadi AIDS.

Perilaku sex bebas tanpa menggunakan kondom ditengarai menjadi salah satu faktor yang menyebabkan melonjaknya kasus HIV.

Di Filipina kondom memang tersedia secara luas namun stigma dan diskriminasi, serta undang-undang yang melarang petugas layanan kesehatan memberikan perlindungan kepada anak-anak berusia di bawah 18 tahun, menjadi faktor penghambat penggunaannya.

Tampaknya faktor keengganan untuk melakukan tes HIV ini merupakan kendala utama bagi kementerian kesehatan Filipina untuk menanggulangi penyebaran HIV yang sangat cepat ini sehingga tidak heran menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di Tropical Medicine and Infectious Disease menunjukkan bahwa Filipina tercatat sebagai negara penyumbang kasus baru HIV dunia dengan persentase sebesar 33%.

Jika ditelisik lebih dalam lagi sekitar 70% kasus HIV di Filipina terjadi pada laki laki yang berhubungan sex dengan laki laki dan yang lebih mengkhawatirkan sekitar 75% diantaranya belum pernah melakukan tes HIV.

Dalam kondisi seperti ini sudah dapat dipastikan angka kasus baru HIV yang sebenarnya di Filipina ini jauh lebih besar dibandingkan dengan angka yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Dalam kasus ini pemerintah Filipina memang mengalami kesulitan karena umumnya orang enggan melakukan tes HIV karena adanya rasa ketakutan dipermalukan, distigmatisasi, atau didiskriminasi jika nantinya terbukti positif yang dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang tinggal di pedesaan.

Faktor lain yang juga menjadi pemicu peningkatan HIV yang sangat tajam ini adalah masih dianggapnya tabu membicarakan sex, sehingga tidak heran jika maraknya kasus sex bebas ditutupi keluarga dan tidak muncul ke permukaan.

Disamping itu jika seseorang terjangkit HIV dianggap sebagai dosa dan orang tersebut tidak bermoral.

Kekhawatiran akan meningkatnya kasus HIV ini membuat berbagai pihak termasuk LSM bahu membahu mencoba mengatasi pandemi ini.

Menurut catatan pemerintah Filipina saat ini orang yang mengidap HIV yang menjalani pengobatan mencapai 14.000 orang.

Di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia generasi Z yang berkualitas memang menjadi tumpuan masa depan untuk membangun negara ke arah yang lebih baik.

Namun melonjaknya HIV di kalangan generasi Z tentunya harus menjadi perhatian khusus karena tampaknya fenomena seperti ini juga terjadi di negara lain hanya saja tidak terdeteksi dengan baik atau memang sengaja ditutupi kasusnya.

Semoga apa yang terjadi di Filipina ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua dan tentunya bagi pemerintah Indonesia untuk membangun generasi yang sehat dan berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun