Apapun motifnya kejadian ini menyadarkan  masyarakat bahwa kejadian yang luar biasa  dapat terjadi karena kombinasi  rendahnya pengetahuan si pelaku dan juga rendahnya keperdulian masyarakat sekitarnya.
Ada pertanyaan yang muncul mengapa kasus ini baru ketahuan setelah terjadi bertahun tahun dan telah memakan korban banyak bayi bayi yang tidak berdosa.
Artinya kalaupun kasus ini terjadi akibat rendahnya pengetahuan si pelaku akan norma, etika dan pengetahuan agama, seharusnya hal ini tidak terjadi berlatut larut sampai berlangsung  sedemikian banyak bayi bayi yang tidak berdosa ini.
Bukan tidak mungkin apa yang telah terungkap sampai saat ini masih ada lagi bayi bayi yang tidak berdosa yang dibunuh oleh pasangan inses ini.
Hubungan inses sudah dipastikan dilarang oleh agama manapun karena memang dari segi agama tidak boleh dilakukan.
Dari segi ilmu pengetahuan hubungan inses ini akan meningkatkan peluang munculnya penyakit turunan yang mematikan dan juga menurunkan kualitas hidup anak hasil hubungan inses ini akibat peningkatnya peluang gen gen letal muncul.
Kombinasi hubungan inses dengan pembunuhan bayi ini menjadi sangat fatal karena tidak saja menyangkut kurangnya pengetahuan  bahwa hubungan inses tidak boleh dilakukan, namun juga merambah ranah kriminal.
Memang perlu didalami lagi oleh pihak berwenang apakah bayi bayi yang dikuburkan hasil hubungan inses ini meninggal dibunuh atau terlahir cacat dan tidak dapat bertahan hidup sehingga meninggal dunia setelah dilahirkan.
Apapapun akhirnya, kasus inses mengingatkan kita semua akan pentingnya keperdulian masyarakat terhadap  sekitarnya agar kasus di luar akal sehat ini tidak terulang lagi.
Disamping itu tentunya pendidikan agama dan juga pendidikan formal dan informal menjadi kunci dalam membangun  masyarakat yang lebih cerdas dan lebih kuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H