Partai Pheu Thai memang berhasil membangun imej di msyarakat sebagai partai yang peduli dengan rakyat kecil, pejuang demokrasi yang berjuang melalui pemilu bukan melalui kudeta.
Kekuatan dan stategi jitu partai Pheu Thai dalam meniti kemenangan dalam pemilu kali ini adalah menghimpun generasi muda dan generasi Z untuk melakukan perubahan besar.
Namun tampaknya partai Pheu Thai dalam menggarap generasi muda dan generasi Z akan tidak maksimal karena ada partai saingan yang dimotori oleh generasi muda yang bernama Move Forward yang sedang naik daun.
Namun dari hitungan politik partai Move Forward ini hanya akan menggerogoti suara saja namun tidak akan sampai keluar sebagai partai yang menonjol.
Oleh sebab itu strategi partai Pheu Thai menggandeng partai Move Forward ini akan menjadi masa depan Thailand karena diperkirakan akan menguasai mayoritas dari 500 kursi di majelis rendah.
Kemunculan partai Move Forward yang mengusung tema kampanye dan program yang lebih berani seperti misalnya menghentikan campur tangan militer, mengakhiri wajib militer dan pembatasan anggaran memang mendapat simpati dari generasi muda.
Namun dalam kenyataannya partai ini diperkirakan akan mengalami kesulitan untuk merealisasikan janji pemilunya di lapangan pasca pemilu nantinya.
Pertanyaan yang muncul adalah apakah pihak militer akan kembali menjegal suara rakyat Thailand jika nantinya partai Pheu Thai menang mutlak?
Saat ini konstitusi yang dirancang oleh militer memberikan jatah 250 kursi secara otomatis yang semuanya diisi oleh militer.
Demokrasi Thailand kini sedang ada dipersimpangan jalan dengan dua plihan yaitu pertama melestarikan tradisi cengkeraman militer dengan jurus pembubaran partai atau kedua keluar dari lingkaran setan dengan mengedepankan demokrasi dan mempertahankan suara rakyat hasil pemilu yang telah dikebiri oleh kudeta militer dalam purun waktu 20 tahun terakhir ini.
Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima