Thailand pada hari minggu tepatnya tanggal 14 Mei2023 akan melakukan pesta demokrasi yang akan menentukan tonggak sejarah baru bagi demokrasi negeri gajah putih ini.
Atmosfer politik di Thailand lebih kompleks dari Indonesia karena pihak militer masih memiliki pengaruh sangat kuat dalam mencampuri urusan politik. Disamping itu ada faktor lain yang juga membuat pemilu menjadi lebih kompleks yaitu pihak kerajaan.
Pada pemilu hari minggu, partai yang menjadi primadona sekaligus diprediksi akan memenangi pemilu dengan multak adalah partai Pheu Thai (partai untuk rakyat Thailand).
Dengan stategi pemenangan pemilu yang menggarap akar rumput dan generasi muda, partai ini dinilai berbeda dengan partai lain yang sedang bersaing.
Dalam catatan sejarah partai Pheu Thai ini memang tergolong partai yang terzalimi karena secara sistematis pihak militer berusaha memarjinalkan partai ini karena merupakan dianggap sebagai ancaman dan pesaing utama yang mengalahkan popularitas militer.
Selama 17 tahun partai ini mengalami tekanan demi tekanan dari militer dengan tujuan untuk mengilangkan pengaruh salah satu tokoh ternama partai ini yaitu Thaksin Shinawatra.
Thaksin yang merupakan milyader ternama Thailand ini mendirikan partai Thai Rak Thai di tahun 1998 yang nantinya kelak menjelma menjadi Pheu Thai
Kebencian pihak militer terhadap popularitas Thaksin memang sudah sampai ubun-ubun dan puncaknya di tahun 2002 pemerintahan Thaksin digulingkan oleh militer dan partai besutannya Thai Rak Thai dibubarkan.
Berbagai pengadilan digelar untuk "menghukum" Thaksin yang tidak dipungkiri bermotif karena partai penerus yang masih ada kaitannya dengan Thaksin dan keluarganya juga dibubarkan oleh pengadilan yang dikuasai militer pada tahun 2008.
Bahkan ketika melalui pemilu keluarga Thaksin bangkit kembali melalui saudara perempuannya yang bernama Yingluck memenangi pemilu tahun 2011 secara mutlak juga dijegal pihak militer dengan cara mendiskuslifikasinya melalui pengadilan dan pemerintahannya digulingkan melalui kudeta militer.