Pada kenyataannya memang tidak semua wisman asal Rusia yang berulah di Bali, namun ulah beberapa wisman Rusia yang beprilaku tidak pantas dan berujung dengan deportasi tidak dapat dipungkiri menimbulkan sentimen negatif pada wisman Rusia.
Berbagai tindakan kriminal  seperti misalnya pemerasan, munculnya geng, perdagangan narkoba, penyerangan dan  tindakan kekerasan lainnya memang ada dilakukan oleh wisman asal Rusia, namun tidak berarti bahwa semua wisman Rusia melakukan hal ini. Namun  bukan berarti wisman dari negara lain tidak melakukan hal yang sama.
Sebagai contoh banyak juga warga negara lain yang kini sedang menjalani hukuman penjara lebih dari 10 tahun di penjara di Bali karena tindakan yang dilakukannya.Â
Dalam hal ini  warganegara Australia tercatat cukup banyak yang dipenjara termasuk gembong narkoba sindikat internasional kelompok Bali Nine yang pentolannya telah dihukum mati maupun yang dihukum seumur hidup.
Disamping warga negara Australia, menurut catatan  paling tidak ada dua warga negara Ukraina yang mendekam di penjara di Bali.
Data empiris ini menunjukkan bahwa ulah wisman yang tidak pantas yang terjadi di Bali bukan hanya didominasi  oleh wisman Rusia saja.
Satu orang warga Ukraina dan juga warga Suriah diganjar huluman 5 tahun  penjara karena melakukan pemalsuan kartu identitas di Bali.
Data empiris juga menunjukkan bahwa saat ini ada sekitar  20 warga Rusia yang mendekam di penjara di Bali  akibat tindakannya yang utamanya adalah kategori pelanggaran yang terkait dengan narkoba.
Dugaan adanya geng narkoba sindikat Rusia yang beroperasi di Bali tentunya menimbulkan permasalahan tersendiri bagi pihak keamanan.  Bahkan keberadaan  geng ini juga sudah diendus oleh pihak kedutaan Rusia di Jakarta sejak tahun 2021 lalu.
Salah satu ulah wisman yang disoroti dan menjadi permasalahan tersendiri bagi penduduk setempat adalah adanya  wisman yang berkerja sebagai pemandu, fotografer, pengemudi infrastruktur dan bahkan pekerja seks.
Dengan berbagai kejadian di atas, tidak pelak lagi demografi wisatawan yang datang ke pulau Bali secara dramatis telah berubah  ketika Bali kembali dibuka panca pandemi.