Keberadaan virus ini akan membajak sel inang sehingga DNA virus ini akan ditranskripsi menjadi mRNA dan direplikasi. Setelah melalui proses ini maka virus akan berkembang dengan cepat dan berdampak mematikan pada individu yang terinfeksi.
Jika setelah terpapar virus ini kita dapat mendeteksi DNA genomik virus ini berarti virus ini dapat menyerang spesies yang diujicobakan.
D isamping itu jika ditemukan mRNA maka hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi replikasi virus.
Pada penelitian ini ternyata spesies yang diujicobakan tidak memiliki mRNA yang dapat diartikan bahwa virus herpes ini tidak menyerang spesies yang diujicobakan.
Hal lain yang juga memberikan harapan besar akan penggunaan agen bio control yang menggunakan virus herpes adalah tidak adanya bukti terjadi infeksi lintas spesies di alam liar di Amerika dan eropa
Walaupun hasil penelitian ini sudah membuktikan bahwa secara umum belum adanya bukti kuat bahwa spesies non-ikan mas dapat terinfeksi virus ini, namun tentunya penelitian lebih dalam lagi terkait dampak penggunaan virus herpes untuk mengendalikan ikan mas ini masih terus dilakukan sebelum suatu saat nanti virus ini digunakan di alam.
Kelak di suatu saat nanti virus herpes yang khusus menyerang ikan mas ini dapat digunakan untuk mengontrol ledakan populasi ikan mas yang sudah berubah menjadi hama di Australia.
Apa yang terjadi di Australia ini tentukan akan menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi Indonesia yang kaya akan keragaman hayati dan hewani agar dapat lebih berhati hati memasukkan spesies alien baik secara sengaja ataupun tidak sengaja karena ke depan kemungkinan dapat menjadi bencana ekologi seperti yang terjadi di Australia.
Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H