Bagi Rusia,  Tiongkok merupakan sekutu terpenting, oleh sebab itu kunjungan presiden Xi merupakan cerminan  pemberontakan akan ambisi Amerika dan sekutunya untuk menghancurkan Rusia melalui berbagai tindakan isolasi dan sangsinya.
Kunjungan presiden Tiongkok Xi selama 3 hari ini juga merupakan simbul pemberontakan Putin atas perintah penangkapan oleh pengadilan internasional atas tuduhan melakukan penculikan anak anak ukraina yang dikeluarkan tiga hari lalu.
Mengapa Rusia Tepat Bertahan?
Di tengah tengah isolasi Amerika dan sekutunya ketergantungan ekonomi Rusia pada Tiongkok semakin besar karena diperkirakan kini Tiongkok menyumbang lebih dari 40% total impor Rusia.
Data ini mencerminkan bahwa di tengah tengah upaya Amerika dan sekutunya mengisolasi Rusia ternyata Tiongkok turun tangan memasok sebagian besar produk yang diperlukan baik untuk keperluan sipil maupun militer.
Sementara impor  minyak Tiongkok meningkat 8%  dan gas meningkat 50% yang tentunya  paling tidak peningkatan ini akan menggerakkan perekonomian Rusia.
Hubungan dua sahabat lama inilah yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa di tengah tengah isolasi Amerika dan sekutunya perekonomian Rusia tetap bertahan dan  tidak ambruk.
Sanksi ekonomi yang dilakukan oleh Amerika dan sekutunya memang  berdampak pada perekonomian Rusia yang oleh para ekonom Barat disebutkan Rusia di bulan Januari lalu mengalami defisist sebesar US25 milyar, namun paling tidak pengalihan fokus mitra ekonomi ke Tiongkok ini akan mengurangi defisit ini.
Kunci utama pertahanan ekonomi Rusia adalah penjualan gas dan minyak yang merupakan kekuatan sumberdaya alam andalan Rusia.Â
Oleh sebab itu peran Tiongkok sebagai pembeli utama minyak dan gas Rusia akan sangat membantu perekonomian Rusia.
Sebaliknya bagi Tiongkok pasokan gas dan minyak Rusia dapat dianggap sebagai faktor penentu yang akan meningkatkan ketahanan perekonomian Tiongkok utamanya dalam hal jaminan pasokan yang berkelanjutan.
Kunjungan Presiden Xi jelas merupakan dukungan Tiongkok secara terbuka pada Rusia dan sekaligus menunjukkan pada dunia bahwa Tiongkok dapat "mengendalikan" putin agar tidak melakukan tindakan nekad seperti misalnya menggunakan senjata nuklir di perang Ukraina dan Rusia.