Eksapansi pemberian hutang Bank Dunia jelas sekali merupakan misi kapitalisme nya yang sangat kental bukan sebaliknya memberikan hibah kepada negara yang sedang dalam kesulitan ekonomi.
Pasien yang ditangani oleh Bank Dunia kebayakan mengalami krisis yang lebih dalam dan terlibat hutang yang lebih besar lagi karena negara tersebut harus membayarnya dalam dollar.
Negara yang berhutang dengan susah payah harus mengumpulkan dolar dengan cara  eksploitasi lingkungan dan sumberdaya alam dan pengembangan industri yang melayani kepentingan rantai pasar global yang banyak dinikmati oleh negara maju.
Dengan mempertahankan misinya seperti ini bank Dunia memang sulit diharapkan sebagai salah satu motor mempersempit jurang kemiskinan dan meningkatkan ketidak setaraan.
Ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, negara miskin dan negara berkembang yang ditangani oleh Bank Dunia akan terjajah secara ekonomi dan politik.
Bank Dunia yang mempertahankan ideologi kapitalisme nya dan juga sudut pandangnya yang menganggap pelayanan publik merupakan masalah  ini  membuat Bank Dunia kehilangan ruh nya dalam menggalang solidaritas dunia dengan cara menolong negara negara miskin dan berkembang  yang terhimpit hutang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H