Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Ramai-Ramai Meninggalkan Dollar Amerika

8 Maret 2023   09:54 Diperbarui: 10 Maret 2023   08:10 7376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rusia telah memutuskan untuk menyimpan semua pendapatan surplus minyak dan gasnya pada tahun 2023 dalam Yuan karena Rusia kini beralih ke mata uang Tiongkok untuk cadangan devisanya.

Nilai dollar 10% lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai sebelum terjadinya perang Rusia-Ukraina.

Keputusan beberapa negara menjauh dari dolar Amerika memang dapat dimengerti karena negara-negara yang membeli bahan bakar, makanan, dan komoditas penting lainnya harus membayarnya dalam dollar.

Kini tren negara negara meninggalkan dollar Amerika semakin meningkat. Sebagai contoh Uni Emirat Arab (UEA) dan India berusaha menyelesaikan kesepakatan untuk menggunakan mata uang mereka dirham dan rupee dalam perdagangan.

Hal yang sama terjadi di kawasan Asia Tenggara yang sedang menyusun rencana aplikasi seluler dapat digunakan untuk berdagang di antara kawasan ini dalam mata uang lokal tanpa harus bergantung pada dolar sebagai perantara.

Langkah negara negara ini untuk mengurangi ketergantungannya terhadap dollar Amerika diperkirakan belum dapat melengserkan dollar Amerika sebagai mata uang utama dunia.

Hal ini tidak terlepas pada kepercayaan global terhadap dollar Amerika sebagai aset safe haven para investor utamanya di saat dunia mengalami krisis ekonomi yang tercermin dari meningkatnya permintaan dollar Amerika pada saat terjadinya krisis.

Gerakan meninggalkan dollar ini memang tidak serta merta mengurangi pengaruh dollar terhadap perekonomian dunia secara drastis, namun secara bertahap diperkirakan akan lebih banyak negara di dunia melakukan transaksi dengan mata uang lain selain dollar untuk mengurangi ketergantungannya.

Ke depan diperkirakan paling tidak terjadi titik equilibrium baru dalam ekonomi dan perdagangan dimana dollar Amerika tidak seperkasa seperti sebelumnya.

Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun