Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ketika Bawang Merah Mengguncang Filipina

27 Januari 2023   09:11 Diperbarui: 28 Januari 2023   17:01 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rupanya tidak hanya di Indonesia saja harga komoditas pertanian mengalami flutuasi tajam, namun juga terjadi di negara tetangga kita Filipina.

Filipina akhir akhir ini dilanda kenaikan harga bawang merah yang berdampak besar karena mempengaruhi hajat orang banyak.

Tidak tanggung tanggung harga satu kilogram bawang merah kini melonjak sangat tajam (catatan: 4 kali lipat dibanding harga di tahun 2022) melebihi harga 1 kg daging. Harga 1 kg bawang merah saat ini mencapai Rp. 200.000 yang melebihi upah minimum harian warga Filipina.

Dengan harga setinggi ini bawang merah dapat dikatakan sebagai barang mewah. Oleh sebab itu hampir semua sektor yang menggunakan bawang merah harus mengurangi pemakaian bawang merah.

Kenaikan harga bawang merah dan harga pangan lainnya kini sudah berubah menjadi komoditas politik. Photo: Rolex dela Pea/EPA 
Kenaikan harga bawang merah dan harga pangan lainnya kini sudah berubah menjadi komoditas politik. Photo: Rolex dela Pea/EPA 

Salah satu sektor yang terguncang akibat melonjaknnya harga bawang merah ini adalah kuliner. Setiap restoran harus melakukan pengetatan dalam penggunaan bawang merah ini jika tidak ingin menaikkan harga makannya.

Tidak hanya restoran saja yang kebingungan, namun ibu rumah tangga di Filipina juga kebingungan menghadapi kenaikan harga bawang merah ini.

Mengapa Melonjak?

Kenaikan harga bawang merah dan komoditas pertanian lainnya serta kebutuhan pokok tidak terlepas dari inflasi yang sedang dihadapi oleh Filipina.

Harga kebutuhan pokok dan bahan bakar di Filipina mencapai level yang tertinggi dalam kurun waktu 14 tahun terakhir ini, sehingga tidak heran Presiden Filipina menyatakan bahwa kenaikan harga pangan kini dianggap sebagai situasi yang darurat yang harus dicarikan pemecahan masalahnya.

Inflasi ternyata bukanlah satu satunya faktor yang mempengaruhi kenaikan harga bahan pangan utamanya bawang merah ini, namun juga disebabkan oleh permintaan yang meningkat akibat mulai mengeliatnya ekonomi Filipina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun