Rupanya tidak hanya di Indonesia saja harga komoditas pertanian mengalami flutuasi tajam, namun juga terjadi di negara tetangga kita Filipina.
Filipina akhir akhir ini dilanda kenaikan harga bawang merah yang berdampak besar karena mempengaruhi hajat orang banyak.
Tidak tanggung tanggung harga satu kilogram bawang merah kini melonjak sangat tajam (catatan: 4 kali lipat dibanding harga di tahun 2022) melebihi harga 1 kg daging. Harga 1 kg bawang merah saat ini mencapai Rp. 200.000 yang melebihi upah minimum harian warga Filipina.
Dengan harga setinggi ini bawang merah dapat dikatakan sebagai barang mewah. Oleh sebab itu hampir semua sektor yang menggunakan bawang merah harus mengurangi pemakaian bawang merah.
Salah satu sektor yang terguncang akibat melonjaknnya harga bawang merah ini adalah kuliner. Setiap restoran harus melakukan pengetatan dalam penggunaan bawang merah ini jika tidak ingin menaikkan harga makannya.
Tidak hanya restoran saja yang kebingungan, namun ibu rumah tangga di Filipina juga kebingungan menghadapi kenaikan harga bawang merah ini.
Mengapa Melonjak?
Kenaikan harga bawang merah dan komoditas pertanian lainnya serta kebutuhan pokok tidak terlepas dari inflasi yang sedang dihadapi oleh Filipina.
Harga kebutuhan pokok dan bahan bakar di Filipina mencapai level yang tertinggi dalam kurun waktu 14 tahun terakhir ini, sehingga tidak heran Presiden Filipina menyatakan bahwa kenaikan harga pangan kini dianggap sebagai situasi yang darurat yang harus dicarikan pemecahan masalahnya.
Inflasi ternyata bukanlah satu satunya faktor yang mempengaruhi kenaikan harga bahan pangan utamanya bawang merah ini, namun juga disebabkan oleh permintaan yang meningkat akibat mulai mengeliatnya ekonomi Filipina.