Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Perancis vs Maroko Buka Hanya Sekedar Bola Tapi Merupakan Penawar Luka Kolonialisme

14 Desember 2022   19:10 Diperbarui: 14 Desember 2022   19:33 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Maroko di Perancis merayakan kemenagan atas Portugal di Paris. Photo: Benoit Tessier/Reuters 

Banyak kalangan yang berpendapat bahwa pertemuan antara Perancis dan Maroko di sei final  Piala dunia merupakan salah satu peristiwa langka. 

Namun tidak banyak yang mengetahui pertemuan kedua negara ini terjadi 110 tahun yang lalu dalam peristiwa dan hubungan yang kurang mengenakkan.

Pertemauan kedua negeri ini terjadi di era kolonialisme dimana Perancis menduduki Maroko sekaligus menjadikan Maroko sebagai koloni Perancis.

Pertemuan di lapangan rumput malam ini mungkin akan diwarnai dengan semangat persahabatan. Namun pertemuan keduanya  ratusan tahun yang lalu mewarnai sejarah panjang kolonialisme yang dilakukan Perancis.

Oleh sebab itu jejak jejak kolonialisme Perancis di Maroko sangat jelas tampak dengan digunakannya bahasa Perancis di Maroko.

Disamping itu saat  ini ada sebanyak lebih dari tiga perempat juta keturunan Maroko yang tinggal di Perancis.

Walaupun cukup banyak orang Maroko yang tinggal di Perancis, hubungan antara kedua negara ini tidaklah selalu harmonis akibat kebijakan Perancis pasca serangkaian terror yang mengguncang Perancis.

Luka Kolonialisme

Peristiwa ini bermula di tahun 1912 lalu ketika Prancis menandatangani Perjanjian Fes dengan Sultan Abdul Hafiz Maroko yang menandai era kolonialisme di Maroko.

Bahkan di era Perang Dunia II Perancis mewajibkan sebanyak 40 ribu tentara Maroko untuk berperang membela Perancis.

Masa kelam  pendudukan Perancis di Maroko ini menimbulkan benih benih kebencian masyarakat Maroko terhadap penjajah Perancis sampai akhirnya partai Istiqlal  yang baru beridri di tahun 1944 memprokamirkan kemerdekannya Maroko.

Seperti halnya keberadaan  Belanda di Indonesia yang tidak rela meninggalkan negara jajahannya Indonesia, pada tahu 1952 Perancis menekan gerakan anti kolonial yang bergejolak di Casablanca.

Tidakan yang diambil oleh Perancis ini tidak hanya sampai disitu saja namun Perancis melarang keberadaan partai komunis Maroko dan partai istiqlal. Partai istiqlal tercatat sebagai partai yang berperan besar dalam memproklamirkan kemerdekaan Maroko.

Dalam menekan gerakan anti  kolonial ini Perancis memutuskan untuk mengasingkan Sultan Mohamed V ke Madagaskar.

Ibarat menyiram mintak ke api tindakan Perancis ini justru memicu dan membangkitkan perlawanan  masyarakat terhadap Perancis.

Menghadapi  tekanan dan gerakan yang semakin membesar  ini akhrinya Perancis  mengizinkan Sultas Mohamed V untuk kembali ke Maroko.

Sekembalinya dari pengasingan ini pada tanggal 18 November 1955 Sultan mendeklarasikan kemerdekaan Maroko dan akhirnya pada bulan Maret 1956 Maroko melepaskan diri dari Perancis,

Pasca kemerdekaan ini hubungan antara erancis dengan Maroko semakin merenggang sampai akhirnya di tahun 1973 Raja Maroko Hasan II mengambil  langkah untuk mengambil alih 50% asset perusahaan asing yang umumnya perusahaan Perancis menjadi milik negara Maroko.

Di era tahun 1980 untuk mengikis jejak kolonialisme raja maroko menerapkan kebijakan arabisasi dalam sistem pendidikannya yang mengganti bahasa  pengantar dari bahasa Perancis menjadi bahasa Arab.

Saat ini Perancis memang ingin tetap menjaga hubungan baiknya dengan Maroko karena negara ini merupakan investor utama di Maroko.

Sebagai salah satu contoh, Peranis membiayai proyek kereta cepat Al Boraq dengan proporsi investasi mencapai 51%.

Namun dalam perjalananya hubungan kedua negara ini tidaklah selalu mulus karena di tahun 2014 Maroko menangguhkan perjanjian kerjasama yudisial  setelah perancis mengintrogasi kepala dinas intelejen Maroko atas tuduhan penyiksaan yang menimbulkan ketegangan diplomatik antara kedua negara ini.

Masalah dalam negeri Maroko berupa gerakan otonomi di wilayah Sahara Barat kembali melibatkan Perancis yang mendukung gerakan otonomi ini. Namun akhirnya Perancis mengakui kedaulatan Maroko atas wilayah yang disengketakan.

Pembatasan  visa oleh Perancis akhir akhir ini kembali membuat hubungan kedua negara ini menjadi tegang karena banyak warga Maroko di Perancis yang tidak lagi dapat menerima kunjungan keluarga mereka  dari Maroko.

Dengan latar belakang sejarah yang penuh dengan dinamika ini maka bagi Maroko pertandingan melawan Perancis di semi final piala dunia malam ini merupakan momen bersejarah untuk menunjukkan pada dunia bahwa Maroko punya   dignity dan tekad  kuat untuk mengalahkan negara yang pernah menjajah negeranya dan membuat masyarakat Maroko menderita.

Jadi tidak heran apapun hasil pertandingan semi final ini Maroko telah mencetak sejarah dengan kembali bertemu dan berhadapan  hadapan dengan Perancis setelah melalui  perjalanan  sejarah ratusan tahun yang sangat melelahkan.

Rujukan: satu, dua, tiga empat, lima, enam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun