Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Perubahan Arah Politik Arab Saudi Ke Tiongkok Mengubah Geopolitik Kawasan Teluk

8 Desember 2022   16:54 Diperbarui: 9 Desember 2022   07:01 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden China Xi Jinping disambut Gubernur RIyadh Pangeran Faisal bin Bandar Al Saud di Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh, Arab Saudi, Rabu (7/12/2022).| Foto: SPA/AFP via Kompas.id

Jika kita membandingkan cara penyambutan Arab Saudi ketika menyambut Presiden Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping maka kita akan melihat perbedaan yang mencolok sekali.

Pada saat pangeran Muhamad bin Salman (MBS) menyambut Biden beberapa waktu yang lalu terlihat sekali suasana yang tidak nyaman diantara keduanya bahkan Pangeran MBS sama sekali tidak ada raut senyum di wajahnya.

Ibarat seorang koboi saat itu Presiden Biden datang dengan sejumlah tuntutan utamanya meminta Arab Saudi menambah pasokan minyaknya dengan sikap seperti seorang atasan yang memerintah bawahan.

Oleh sebab itu tidak heran jika berbagai kalangan menilai kunjungan Presiden Biden gagal total dalam mempengaruhi Arab Saudi dan negara teluk lainnya karena anggota OPEC yang didalamnya ada Arab Saudi menolak permintaan Biden untuk menaikkan pasokan minyaknya.

Kegagagalan Biden ini memicu beberapa anggota kongres untuk kembali memberikan tekanan terhadap Pangena MBS atas dugaan pelanggaran HAM dan juga dikaitkan dengan pembunuhan Jamal Khashoggi.

Karpet Merah untuk Presiden Xi Jinping

Suasana bak bumi dan langit akan diterima oleh presiden Tiongkok mulai hari ini akan mengunjungi Arab Saudi.

Kunjungan Presiden Tiongkok Xi akan merubah gropilitik negara di kawasan teluk. Photo: Saudi Press Agency/Reuters 
Kunjungan Presiden Tiongkok Xi akan merubah gropilitik negara di kawasan teluk. Photo: Saudi Press Agency/Reuters 

Penyambutan yang luar biasa sudah disiapkan oleh Arab Saudi untuk menyambut pimpinan Tiongkok karena kunjungan ini menandai era baru hubungan Arab Saudi dan Tiongkok yang penuh dengan segudang kerja sama yang nilainya fantastis.

Sambutan hangat dan mewah ini selama ini biasanya hanya diberikan oleh Arab Saudi pada mitra utamanya yaitu Amerika.

Dalam kunjungan ini Xi Jinping akan bertemu dengan pimpinan seluruh negara Arab dan akan menyepakati sejumlah kerjasama perdagangan, ekonomi, militer yang jumlahnya mencapai milyaran dolar.

Presiden Xi Jinping akan disambut secara istimewa dan akan dianugerahi berbagai penghargaan atas terbangunnya hubungan diplomatik Tiongkok dan Arab Saudi yang sekaligus mencerminkan era baru kemitraan antara Arab Saudi dan Tiongkok.

Kawasan Timur Tengah memang mengalami kekosongan ketika tentara Amerika meninggalkan Irak dan Afghanistan yang sekaligus menandai penurunan ketertarikan Amerika pada negara negara teluk.

Namun perang Rusia dan Ukrania memutarbalikkan arah politik luar negeri Amerika ini karena perang ini memberikan dampak besar bagi Amerika yang memicu kenaikan harga bahan bakar dan harga kebutuhan pokok yang memicu inflasi.

Tidak banyak pimpinan negara dunia yang mendapatkan penyambutan yang spektakuler dari Arab Saudi ini.

Penyambutan kunjungan Presiden Xi Jinping sekaligus memperlihatkan sikap pemberontakan Arab Saudi yang selama ini dianggap boneka oleh Amerika Serikat.

Dalam berbagai kesempatan Amerika telah meminta Arab Saudi untuk menghentikan kerja sama perdagangannya dengan Tiongkok, namun kali ini justru Arab Saudi membuka pintu selebar lebarnya bagi Tiongkok untuk melakukan mitra perdagangannya.

Tidak hanya sampai disitu saja diduga disamping perdagangan kerja sama yang akan dilakukan meliputi juga kerja sama keamanan.

Masuknya Tiongkok ke Timur Tengah menandakan kebangkitan Asia di Kawasan Timur Tengah yang sekaligus menggambarkan kegagalan Amerika dalam menghentikan ekspansi ekonomi dan politik Tiongkok.

Dengan bertemunya Presiden Xi Jinping dengan para pimpinan negara Arab dapat dianggap sebagai kemenangan pangeran MBS dalam menjalankan kebebasan sikap politiknya tanpa harus terus mengikuti keinginan dan tekanan Amerika.

Pertemuan ini bagi Tiongkok dapat dinilai sebagai kemenangan politik luar negerinya karena berhasil masuk ke negara negara yang selama ini dibawah pengaruh pengaruh Amerika.

Politik minyak berperan besar dalam perubahan sikap politik Arab Saudi ini karena sekitar 20 tahun lalu para pejabat Tiongkok "diusir" dari Arab Saudi karena adanya sentimen anti komunis yang disponsori oleh Amerika.

Saat itu menurut catatan Amerika merupakan konsumen minyak terbesar Arab Saudi, namun kini situasinya berbalik 180 derajat di mana Arab Saudi kini hanya memberikan sebagian pasokan ke Amerika Serikat namun membuka lebar pasokan minyaknya ke Tiongkok.

Kini Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar Arab Saudi karena Tiongkok memegang proporsi 18% dari total impor Arab Saudi. Tahun lalu saja nilai ekspor Tiongkok ke Arab Saudi telah mencapai US $50 milyar dan ke depan diperkirakan volume kerja sama ini akan semakin membesar.

Hal lain yang mengganjal hubungan Amerika dengan negara-negara di Kawasan Timur Tengah adalah masalah Israel. Amerika selama ini memegang peran sebagai penjamin keamanan di kawasan ini. Namun kini peran tersebut juga semakin mengecil.

Berbondong-bondong negara teluk memulihkan hubungannya dengan Istrael. Tidak hanya sampai disitu saja negara teluk yang selama ini berseteru kini sudah memulihkan hubungannya. Contoh nyata adalah pemulihan hubungan antara Saudi dan Iran dan juga antara Abu Dhabi dan Iran.

Kebebasan politk luar negeri negara teluk ini merupakan suatu kenyataan yang belum pernah terbayang sebelumnya. Hubungan baik negara teluk dengan Rusia tentunya akan mempersulit Amerika mengucilkan Rusia.

Ancaman Amerika kepada negara teluk jika berhubungan dengan Tiongkok kini sudah mulai tidak relevan lagi.

Sebagai contoh Uni Emirat Arab pernah diancam Amerika akan menarik kerja sama keamanan yang melibatkan pesawat tempur F35 jika negara ini menyepakati kerja sama teknologi 5G dengan Tiongkok.

Namun pada kenyaaannya UEA mengabaikan ancaman Amerika dengan tetap mengadakan kerja sama teknologi 5G dengan perusahaan raksasa Huawei.

Dalam hal keamanan dan pasokan persenjataan, Arab Saudi memang pernah sangat tergantung pada Amerika. Namun kini secara perlahan dengan berkembangnya teknologi peralatan militer Tiongkok ketergantungan ini sedikit demi sedikit akan berkurang.

Dari segi kerja sama militer Arab Saudi memang pernah dikecewakan oleh Amerika ketika pemberontak Houthi Yaman menyerang pangkalan minyak Arab Saudi yang sangat strategis dan meluphhkan produksi minyak Arab Saudi. Namun saat yang kritis ternyata Amerika tidak memberikan bantuan yang memadai kepada Arab Saudi.

Era Baru

Kini satu demi satu negara di Kawasan teluk melepaskan ketergantungannya dengan Amerika Serikat. Perubahan geopolitik di kawasan ini diperkirakan akan terjadi secara perlahan namun pasti dengan masuknya pengaruh ekonomi, politik dan militer Tiongkok.

Arah politik global tidak lagi akan dikuasai oleh Amerika, namun akan terjadi situasi multi polar di mana Tiongkok merupakan salah satu pilihannya.

Berpalingnya Arab Saudi dan negara teluk pada Tiongkok akan menandai era baru perpolitikan di kawasan ini yang akan menimbulkan keimbangan baru.

Rujukan : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun