Ukraina untuk kesekian kalinya meminta Amerika untuk mengrimkan salah satu persenjataan militer tercanggih Amerika yaitu Gray Eagle Drone untuk menangkal dan melawan Rusia.
Bagi Amerika permintaan ini bukanlah sekedar permintaan sederhana tapi menyangkut rahasia kecanggihan persenjataan Amerika yang tentunya tidak mungkin dihamburkan dan dibagikan dengan seenaknya saja.
Gray Eagle drone bukanlah sekedar drone biasa seperti yang ada di pasaran, namun merupakan salah satu perlengkapan persenjataan canggih amerika.
Drone  super canggih sudah banyak digunakan untuk menyerang target vital di wilayah kawasan Timur Tengah untuk menyerang target sasaran vital tanpa harus mengambil  resiko kehilangan  pilot jika serangan dilakukan dengan pesawat militer.
Gray Eagle  dapat beroperasi pada ketinggian 8.800 meter atau 29.000 kaki dengan lama terbang lebih dari 24 jam.
Kekhawatiran terbesar Amerika jika memasok drone supercanggih ini adalah adanya kemungkinan ditembak jatuhnya drone super mahal dan super canggih ini. Â Jika hal ini terjadi maka tentunya akan meguak rahasia kecanggihan drone ini dan juga meningkatkan ketegangan antara Amerika dan Rusia yang dapat memicu konflik baru.
Penggunaan drone dalam perang Rusia dan Ukraina merupakan babak baru yang belum pernah diperkirakan sebelumnya.
Rusia menggunakan drone murah buatan Iran yang kecanggihannya dapat melakukan kamikaze untuk menyerang sararan militer dan infrastruktur sipil lainnya yang sangat menghancurkan.
Permintaan Ukraina agar Amerika dapat memasok Gray Eagle  untuk melawan serangan drone yang dilakukan Rusia memang masuk akal namun bagi Amerika permintaan ini tidaklah sederhana karena menyangkut rahasia militer dan juga resiko terserat dalam perang.
Kekhawatiran Amerika ini memang sangat beralasan karena sebelumnya pada hari Selasa lalu gubernur  Krimea mengumumkan telah menembak jatuh dua pesawat tak berawak di kota Sevastopol, di mana pertahanan udara Rusia telah diaktifkan di kawasan yang diduduki oleh Rusia ini.
Selama ini Presiden Biden  memang selalu menolak permintaan Ukraina untuk memasok Gray Eagle drone, bahkan Pentagon juga mendukung  untuk tidak mengirim drone super canggih ini.
Perkembangan terakhir perang Rusia dan Ukraina memang telah memasuki era baru karena Rusia mengarahkan serangan pada  sumber energi dengan cara menyerang infrastruktur energi untuk senjata dalam menghadapi musim dingin.
Serangan Rusia ini memang telah melumpuhkan hampr 50% pasokan energi di seluruh Ukraina yang menyebabkan  jutaan orang tanpa listrik dan air saat musim dingin mendatang.
Gray Eagle vs Shahed-136 UAVÂ
Seperti yang telah diuraikan di atas Gray Eagle drone  merupakan salah satu drone tercanggih  yang dimiliki oleh Amerika.
Gray Eagle yang juga disebut dengan Sky Warrior ini masuk dalam kategori ERMP (Extended-Range Multi-Purpose) Â dengan daya jelajah masuk kategori Medium Altitude Long Endurance (MALE).
Gray Eagle tercatat mulai mengudara di tahun 2012 lalu dengan jumlah armada sebanyak 61 unit.
Drone ini memiliki panjang total 8 m dengan bentangan sayap 17 m dan tinggi 2.1 m dengan berat take off maksimum 1.633 kg.
Dengan kecepatan terbang 280 km per jam Gray Eagle mampu terbang selama 30 jam dengan dilengkapi dengan 4 peluru kendali AGM-114 Hellfire atau 8 AIM-92 Stinger dan 4 bom GBU-44/B Viper Strike.
Dengan harga 1 unit drone super canggih ini adalah US$ 31.2 juta maka tentunya kita dapat memahami kekhawatiran Amerika karena disamping harganya yang sangat mahal juga menyangkut  rahasia militer Amerika kalau sampai tertembak jatuh.
Jika dibandingkan dengan harga drone kamikaze buatan Iran yang digunakan Rusia, maka dengan tujuan yang sama maka  drone Amerika ini kalah bersaing utamanya dari segi harganya yang selangit. Harga Drone Kamikaze buatan iran jauh lebih murah karena harganya hanya $20,000 saja per unitnya.
Drone kamikaze buatan Iran yang dinamai Shahed-136 UAV  dengan berat sekitar 200 kg  ini mulai beroperasi pada tahun 2021 lalu dan dapat membawa hulu ledak bom sebera 50 kg.
Drone kamikaze ini memilili bentangan sayap selebar 3 meter dengan panjang badan pesawat 4 meter.
Drone kamikaze ini dapat menjelah ketinggian 4.000 meter dan dapat mencapai kecepatan 195 km per jam.
Selama ini drone Kamikaze ini sudah teruji efektif dalam melakukan serangan di Yaman, Irak dan Ukraina.
Jadi memang dapat dimengerti mengapa Biden dan Pentagon belum mau mengirimkan Gray Eagle ini ke Ukraina jika melihat perbandingannya  harga dan efektivitas yang akan dicapai jika dikerahkan di perang Rusia dan Ukraina.
Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat Lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H