Selama ini Presiden Biden  memang selalu menolak permintaan Ukraina untuk memasok Gray Eagle drone, bahkan Pentagon juga mendukung  untuk tidak mengirim drone super canggih ini.
Perkembangan terakhir perang Rusia dan Ukraina memang telah memasuki era baru karena Rusia mengarahkan serangan pada  sumber energi dengan cara menyerang infrastruktur energi untuk senjata dalam menghadapi musim dingin.
Serangan Rusia ini memang telah melumpuhkan hampr 50% pasokan energi di seluruh Ukraina yang menyebabkan  jutaan orang tanpa listrik dan air saat musim dingin mendatang.
Gray Eagle vs Shahed-136 UAVÂ
Seperti yang telah diuraikan di atas Gray Eagle drone  merupakan salah satu drone tercanggih  yang dimiliki oleh Amerika.
Gray Eagle yang juga disebut dengan Sky Warrior ini masuk dalam kategori ERMP (Extended-Range Multi-Purpose) Â dengan daya jelajah masuk kategori Medium Altitude Long Endurance (MALE).
Gray Eagle tercatat mulai mengudara di tahun 2012 lalu dengan jumlah armada sebanyak 61 unit.
Drone ini memiliki panjang total 8 m dengan bentangan sayap 17 m dan tinggi 2.1 m dengan berat take off maksimum 1.633 kg.
Dengan kecepatan terbang 280 km per jam Gray Eagle mampu terbang selama 30 jam dengan dilengkapi dengan 4 peluru kendali AGM-114 Hellfire atau 8 AIM-92 Stinger dan 4 bom GBU-44/B Viper Strike.
Dengan harga 1 unit drone super canggih ini adalah US$ 31.2 juta maka tentunya kita dapat memahami kekhawatiran Amerika karena disamping harganya yang sangat mahal juga menyangkut  rahasia militer Amerika kalau sampai tertembak jatuh.
Jika dibandingkan dengan harga drone kamikaze buatan Iran yang digunakan Rusia, maka dengan tujuan yang sama maka  drone Amerika ini kalah bersaing utamanya dari segi harganya yang selangit. Harga Drone Kamikaze buatan iran jauh lebih murah karena harganya hanya $20,000 saja per unitnya.