Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Hasil Pemilu yang Memperdalam Krisis Politik Malaysia

20 November 2022   08:35 Diperbarui: 21 November 2022   07:01 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun jalan masih berliku, peluang Anwar Ibrahim menjadi Perdana Menteri Malaysia sangat besar dan jika hal ini terjadi maka sejarah Malaysia akan mencatat perjalanan perjuangan Anwar Ibrahim selama 25 tahun terakhir yang dihiasi dengan gonjang ganjing tuduhan sodomi ini akhirnya dakan  menjadi  Perdana Menteri.

Koalisi Pakatan Harapan yang dimotori oleh Anwar Ibrahim berhasil mengamankan 82 kursi di parlemen yang beranggotakan 222 orang, sementara Perikatan Nasional atau Aliansi Nasional yang dimotori oleh  Perdana Menteri Muhyiddin Yassin tertinggal di belakang dengan perolehan 73 kursi.

Ketidak pastian politik akibat tidak adanya pemenang mayoritas ini tentunya akan mempersulit siapapun yang akan memerintah, karena disamping ketidakpastian politik, Malaysia menghadapi masalah fundamental perekonomian yang melambat dan tingkat inflasi yang tinggi.

Ketidak pastian politik ini tercermin dalam beberapa tahun terakhir ini yang sudah terjadi  pergantian 3 perdana Menteri.

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang berusia 97 tahun ternyata tidak dapat berbuat banyak dalam pemilu kali ini karena  gerakan Melayu yang dipimpinnya hanya meriah kursi pada urutan ke empat saja.

Para peserta pemilu yang dipercepat ini tampaknya berusaha kuat untuk menggunakan sentimen lama dengan harapan memperoleh dukungan.

Sebagai contoh  Aliansi Nasional baru pimpinan Muhyiddin yang mencakup partai konservatif Melayu-sentris dan partai Islam menggunakan isu agama dengan menggembar-gemborkan hukum Islam.

Demikian juga partai lainnya berusaha untuk mengangkat masalah ras dan agama dalam pemilu kali ini.

Masalah ras dan agama memang sangat sensitif di Malaysia karena adanya tiga kelompok etnis besar yang ada yaitu Melayu, Tionghoa dan India.

Dalam situasi seperti ini  Perikatan Nasional yang dipimpinan Muhyiddin  dan juga koalisinya diperkirakan akan bersatu untuk menghadang Anwar Ibrahim agar tidak mendapatkan mayoritas di parlemen untuk membentuk pemerintahan.

Dari kubu Anwar Ibrahim tentunya kepiawaian Anwar sangat diperlukan untuk menggalang koalisi agar mendapatkan jumlah kursi yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun